34 BPRS di Indonesia Belajar ke Bank Dinar

0

Mataram (Suara NTB) – Sebanyak 34 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia yang tergabung dalam asosiasi BPRS se Jawa Timur dan luar Jawa Timur datang belajar ke BPRS Dinar Ashri atau Bank Dinar. Bank swasta milik pengusaha lokal ini dinilai sangat unggul hampir dari semua aspek.

Rombongan yang datang belajar, Kamis, 1 September 2022 ini terdiri dari unsur Dewan Pengawas Syariah, Direksi dan Komisaris. Disambut Direktur Utama BPRS Dinar Ashri, Mustaen, dan Komisarisnya, Hj. Puji Nastiti, dan jajaran. Ketua rombongan, Ahmad Zaiful Ghozi menyebut, sebanyak 34 perwakilan BPRS ini tersebar sebanyak 25 BPRS beroperasi di wilayah Jawa Timur, 4 BPRS di wilayah Bali Nusa Tenggara, 3 BPRS dari Maluku Utara, dan 2 BPRS dari Kalimantan.

Pertemuan berlangsung hampir setengah hari di kantor pusat BPRS Dinar Ashri di Jalan Sriwijaya Mataram. Banyak hal ditanyakan, diantaranya bagaimana  pengelolaan keuangannya, manajemennya, hingga ke pengelolaan SDM dan IT BPRS Dinar Ashri. Dari 34 BPRS ini, BPRS Dinar Ashri menduduki peringat kedua dengan aset terbesar, hampir Rp1 triliun.

Ghozi menyatakan, layak berguru ke BPRS Dinar Ashri. Sebab selain asetnya yang cukup besar, tata kelola bank ini dinilai sangat bagus, efisien, demikian juga dengan manajemen risiko yang dianggap juga sangat bagus. “Kami datang belajar bagaimana BPRS Dinar Ashri tumbuh berkembang sebaik ini. Sangat spektakuler hanya dalam waktu 16 tahun usianya, asset sudah hampir Rp1 triliun, tenaga kerja hanya 137 orang, sangat efisien, kantornya juga sudah menyebar 9 kantor, termasuk di Pulau Sumbawa. Selain di Pulau Lombok,” ujarnya.

Lanjut Ghozi, yang paling menarik juga soal tata kelola teknologi informasinya. Bahkan BPRS Dinar Ashri menyiapkan direktur khusus IT. Dan sangat tak kalah menariknya adalah bagaimana BPRS Dinar Ashri tumbuh dan berkembang dengan menerapkan kedisiplinan tinggi dalam SOPnya. Kedispilinan ini diterapkan tanpa kecuali dari unsur pemegang saham, direksi, komisaris, hingga manajemen level terkecil.

“Ibarat orang salat lima waktu. Dilaksanakannya tepat waktu, SOP di sini kalau telat, tinggal. Ini pilar yang luar biasa juga. Semoga apa yang kami dapatkan dari sini bisa kami terapkan,” demikian Ghozi. Sementara itu, Direktur Utama BPRS Dinar Ashri, Mustaen menyampaikan apresiasi atas kepercayaan seluruh BPRS yang menjadi tamu, datang belajar ke BPRS Dinar Ashri.

Mustaen menambahkan, Bank Dinar secara nasional berada pada urutan ke 3 dari sisi besaran aset. Namun dari sisi laba, Bank Dinar pencapaiannya nomor satu. Mengalahkan BPRS yang asetnya sebesar Rp1,4 triliun, namun labanya setengah dari laba BPRS Dinar Ashri.

Namun terlepas dari itu, momentum kedatangan tamu ini dijadikan Mustaen sebagai kesempatan BPRS Dinar Ashri melakukan promosi kearifan lokal. Setiap tamu dihadiahi kain lokal NTB untuk perempuan dan ikat kepala untuk laki-laki. Harapannya, produk lokal ini kemudian promosikan kembali. “Ini momentum kita membangkitkan ekonomi lokal,” demikian Mustaen. (bul)