Hasil Survei, Jalur Pendakian Rinjani Masih Berbahaya

0

Mataram (Suara NTB) – Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) bersama tim gabungan telah melakukan survei kondisi jalur pendakian  Rinjani pascagempa beruntun Juli – Agustus 2018. Kesimpulan sementara,  tiga jalur  Sembalun, Senaru dan jalur Torean masih berbahaya.

Survei  dilakukan Senin, 8 Oktober 2018 lalu, melibatkan sejumlah pihak, selain TNGR, TNI, Polri, Basarnas, serta Dinas Pariwisata Provinsi NTB. Kemudian Dinas Pariwisata Lombok Utara dan Lombok Timur, tim BPBD Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur. Turun juga perwakilan Trekking  Organizer (TO) Senaru dan Sembalun, Perwakilan guide dan porter serta EMHC (Edelweis Medical Help Center).

‘’Tujuan kegiatan survei ini  adalah untuk mengetahui kondisi jalur pendakian dan sarana prasarana pascagempa,’’ kata Kepala Balai TNGR, Sudiyono kepada Suara NTB  Jumat, 19 Oktober 2018.

Cek lapangan dilakukan dengan pembagian tim.  Pemantauan kondisi sarana prasarana dan jalur pendakian Sembalun, ditemukan Kantor TNGR Resort Sembalun dalam kondisi rusak sedang sampai berat.   Sepanjang jalur pendakian Sembalun terdapat 14 titik dalam kondisi longsor dan 11 titik tanah retak.  Shelter di jalur pendakian Sembalun dalam kondisi baik 12 unit, namun satu unit rusak ringan, satu unit rusak sedang, satu unit rusak berat. Sementara kondisi mata air di Pos II Sembalun dalam kondisi baik.

Satu unit pos jaga di Pos II Sembalun dalam kondisi rusak ringan.   Sebuah jembatan beton dengan rantai besi dalam kondisi rusak berat namun masih dapat dilewati.

‘’Tim waktu itu mampu melaksanakan survey sampai jarak  kilometer 7.8. Temuan lainnya, Jalur pendakian Sembalun terputus akibat longsor di Bukit Penyesalan, atau sekitar 120 meter sebelum Pelawangan Sembalun,’’ ungkapnya.

Sedangkan kondisi sarana prasana di jalur pendakian Senaru ditemukan,   Kantor TNGR Resort Senaru dalam kondisi rusak berat.    Gapura pendakian di Jebag Gawah Senaru dalam kondisi rusak ringan.    Pos jaga dan toilet di Jebag Gawah Senaru dalam kondisi rusak berat.

‘’Sepanjang jalur pendakian Senaru terdapat 14 titik longsor dan retakan,’’ ungkap Sudiyono. Beberapa shelter di jalur pendakian Senaru dalam kondisi rusak ringan hingga berat

Sedangkan kondisi ketersediaan mata air ada di Pos II, namun di Pos III dan Cemara Lima mengering. ‘’Jalur pendakian Senaru terputus akibat longsor di bawah Pelawangan Senaru,’’ ungkapnya.

Sedangkan   kondisi Jalur Budaya Torean, terdapat 12 titik longsor dan retakan tanah.

Jalur pendakian terputus di jalur sebelum Air Terjun Penimbungan akibat longsor.

Mencermati situasi itu, pihaknya membuat kesimpulan.  Bahwa jalur pendakian Sembalun, Senaru, dan Torean belum dapat dibuka karena masih berbahaya. Longsoran yang masih terjadi patut dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak terkait dalam rangka antisipasi bencana bagi masyarakat di sekitar daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Rinjani ketika musim hujan nanti. (ars)