Mataram (Suara NTB)- Pemprov NTB, terus berupaya untuk melakukan akselerasi program prioritas untuk pembangunan NTB. Sebagaimana yang diamanatkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat melantik Pj Guberur NTB, Drs.H.L. Gita Ariadi, M.Si .
Gita akan memimpin NTB sampai nantinya terpilih gubernur definitif hasil pemilihan kepala Daerah (Pilkada) 2024. Dalam waktu terbatasnya itu, Pj Gubernur akan menentukan skala prioritas, seperti penurunan stunting, penurunan inflasi dan penurunan angka kemiskinan. Program tersebut sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) tahun 2024-2026) dan menjadi acuan bagi Pj Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
“Bahkan sejak dilantik, Pj Gubernur langsung mencanangkan semangat akselerasi melalui tagline NTB Maju Melaju. Sekali lagi, NTB Maju Melaju ini adalah tagline yang diharapkan bisa menjadi motivasi, bukan visi, karena dalam RPD 2024-2026 memang tidak memuat visi,” ungkap Asisten III Setda Provinsi NTB, H Wirawan, S.Si, MT, Kamis 26 oktober 2024
Selanjutnya muatan RPD tersebut dielaborasi lebih detail dalam RKPD 2024 sebagai pedoman dalam penyusunan KUA PPAS dan RAPBD 2024. “Karena tiga program ini adalah prioritas nasional dan juga prioritas provins. Maka dipastikan mendapat dukungan anggaran yang memadai dalam RAPBD 2024 yang nanti dibahas bersama DPRD,’’ tegas mantan Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB itu.
Adapun implementasi dari semangat akselerasi itu yaitu melalui program prestisius yang dinisiasi oleh Pj Gubernur berupa Jumat Salam atau jumpa masyarakat selesaikan persoalan masyarakat. Program Jumat Salam ini diniatkan supaya para pejabat terjun langsung ke masyarakat. Guna memotret setiap substansi permasalahan sampai ke pelosok desa dan keluaran di NTB.
“Untuk mengakselerasi program skala prioritas itu maka dilakukan metode turun langsung ke desa tiap jumat. Dalam rangka memantau progres pelaksanaan program prioritas dan menyerap aspirasi masyarakat. Apakah ada masalah terkait pelaksanaannya sehingga kita bisa mengambil langkah kongkrit agar program prioritas itu efektif dilaksanakan,” terangnya.
Terpenting sambung Wirawan, melalui program Jumat Salam ini, pemerintah dapat menyaksikan secara langsung aktivitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat, dan yang paling utama dapat memperkuat kolaborasi dengan kabupaten/kota, kecamatan dan desa. Apalagi ada sekitar 1.116 desa dan kelurahan di NTB yang menjadi sasaran Pemprov untuk dikunjungi.
“Walaupun belum dicanangkan, namun kegiatan Jumat Salam sudah dimulai di beberapa kabupaten/Kota di NTB. Sangat menarik, karena kegiatan ini disinergikan dengan kegiatan gerakan pangan murah untuk mengendalikan inflasi, dan bela beli produk UMKM,” terangnya.
Khusus untuk pengendalian inflasi daerah. PJ Gubernur sudah turun langsung mengecek stok pangan dan melakukan pemantauan terhadap kegiatan panen masyarakat. Seperti diketahui beras menjadi salah satu bahan pokok yang mendokrak inflasi daerah. Namun berkat gerakan operasi pasar murah yang digencarkan pemerintah, kondisi inflasi NTB pada Oktober 2023 diangka 2,29 sedikit diatas inflasi nasional yaitu 2,28.
“Misalnya inflasi, dalam Jumat Salam itu juga dilakukan gerakan pangan murah dimana kita menjual komoditas yang dibutuhkan dalam harga yang wajar sebagai upaya untuk menekan inflasi. Makanya kita yakin angka inflasi, angka kemiskinan dan angka stunting akan menurun,” ujarnya.
Tidak hanya itu Pemprov juga tetap menjadikan program Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) untuk penanganan stunting dan menekan angka kematian ibu dan bayi sebagai skala prioritas.Dengan berbagai ikhtiar yang dilaksanakan, kita yakin angka inflasi, angka stunting dan angka kemiskinan dapat diturunkan pungkas Wirawan. (r)