Giri Menang (Suara NTB) – Pemprov NTB dalam hal ini Penjabat (Pj) Gubernur NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., meluncurkan program Jumat Salam di wisata kuliner Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Lombok Barat (Lobar), Jumat 27 oktober 2024
Dampak progam ini, dirasakan oleh perajin tenun ikat dan pelaku kuliner. Kuliner berupa jajanan khas desa itu ludes dibeli tamu undangan, begitupula tenun ikat yang dijual di lokasi dibeli baik Pj Gubernur, para kepala OPD, dan jajaran ASN Pemprov NTB maupun Lobar. Ada juga yang memesan tenun ke perajin dalam jumlah banyak.
Pj Gubernur melaunching program Jumat Salam didampingi Ketua TP PKK NTB Hj. Lale Prayatni, Pj Sekda NTB Drs. H. Fathurrahman, Sekda Lobar H. Ilham mewakili Bupati Lobar, para kepala OPD baik Pemprov maupun Pemkab Lobar. Ramainya pengunjung menyebabkan semua melon yang siap panen ludes dibeli pengunjung. Para pengunjung memetik di lokasi kebun melon yang ada di lokasi. Begitupula para pelaku kuliner kewalahan melayani pengunjung.
Sejumlah penjual kuliner mengaku semua dagangannya habis dibeli oleh jajaran ASN dan pengunjung yang hadir pada kegiatan tersebut. Siti Saudah mengaku, semua jajanannya habis dibeli oleh pengunjung. “Alhamdulillah semua jajanan saya habis, dibanding hari biasanya dan libur,” kata Siti.
Pada kegiatan launching Jumat Salam tersebut, ia menyiapkan kuliner Sasak khas desa setempat. Ia menjual jajanan sejenis lupis, serabi, ketan dan lainnya. Seperti biasa, jajanan khas desa itu laku keras bagi pengunjung karena tidak mengandung bahan pengawet. “Ada saya dapat jualan Rp1 jutaan lah tadi saja,” kata dia.
Kalau hari biasa atau hari kerja, pengunjung agak kurang sehingga hasil jualannya juga sedikit berkisar Rp200 ribu. Kalau hari libur, Sabtu Minggu, ia bisa mendapatkan hasil penjualan Rp500-700 ribu.
Menurutnya, dengan adanya acara semacam sangat mendongkrak penjualan pelaku kuliner di lokasi wisata itu, sehingga ia berharap pemerintah baik Pemprov NTB maupun Pemkab Lobar sering-sering mengadakan kegiatan semacam itu. “Ya kami berharap sering-sering diadakan,” harapnya.
Sebab dari hasil jualan itu, ia bisa menambah penghasilan keluarga dan membiayai anaknya sekolah. Paling tidak yang tadinya kalau jualan di rumah, hasil jualannya tidak signifikan dibanding semenjak jualan di lokasi kuliner. Sehingga dari hasil jualan itu, ia bisa sedikit bisa simpan untuk kebutuhan sehari-hari dan modal usaha kuliner. Hal senada disampaikan pelaku kuliner sate jamur tiram, ia memperoleh hasil penjualan sekitar Rp1 juta.
“Kalau hari biasa,kadang Rp100 ribu, kadang lebih. Hari libur (Sabtu Minggu) dapat Rp500 ribu. Alhamdulillah hari ini, dengan adanya Jumat Salam ini bisa sampai Rp1 juta,” sebutnya.
Harga jual sate jamur yang bahan bakunya diperoleh dari desa setempat, cukup terjangkau. Satu porsi berkisar Rp10-15 ribu, ditambah lontong.
Sementara, Ketua Pokdarwis Kebun Ayu Rasimin mengatakan setiap kegiatan yang diadakan pasti memberi dampak terhadap para pelaku di wisata kuliner. Termasuk pelaku kuliner dan perajin tenun.
“Alhamdulillah banyak yang terjual, ada 15 kain, ada juga yang dipesan oleh OPD,” ujarnya.
Harga kain tenun ini bervariasi, berkisar antara Rp400-1 juta. Harga tenun ikat sedikit mahal, karena hand made dengan tingkat kesulitannya. (her)