Selong (Suara NTB)- Penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah (BP-CBP) mulai dilakukan di Lombok Timur. Selama enam bulan, yakni sejak Januari sampai dengan bulan Juni 2024 mendatang sebanyak 1.557 ton beras disalurkan untuk 155.796 penerima bantuan. Pada situasi politik saat ini, bantuan pangan tersebut diharapkan tidak ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu.
Demikian ditegaskan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Lotim, M. Syaukani saat ditemui di kantornya, Jumat 2 Februari 2024. Dijelaskan, tujuan utama penyaluran BP CBP ini adalah untuk membantu ringankan beban masyarakat kurang mampu di tengah situasi El Nino yang berkepanjangan. Sebagai penyalur bantuan pangan, Bulog tidak menginginkan ada yang mengatasnamakannya untuk kepentingan politik tertentu.
Bagi Bulog, bantuan yang disalurkan ini direalisasikan tepat waktu, tepat kualitas dan tepat sasaran. Guna memastikan penerima bantuan menerima dengan benar, proses distribusi ini turut diawasi aparat keamanan baik dari TNI maupun Polri. Termasuk saat peluncuran turut dihadiri oleh pihak Kejaksaan.
“Terima kasih kami sampaikan atas bantuan dari aparat keamanan TNI dan Polri serta kejaksaan yang ikut bantu pengawalan penyaluran,” ucapnya. Termasuk juga, sambungnya kepada pemerintah daerah sampai tingkat kecamatan. Para kades sangat bantu juga sehingga penyaluran berjalan dengan tertib dan baik. Kegiatan pendistribusian tidak sampai rusuh.
Selanjutnya dikatakan M. Syaukani, pihaknya akan maksimalkan juga penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dalam rangka stabilisasi harga. Tujuannya juga untuk menekan inflasi jelang pemilu dan Ramadhan serta Idul Fitri.
Bertepatan dengan momentum Jumat Salam pemerintah Provinsi NTB, Jumat kemarin ada dua agenda operasi pasar. Pertama di Desa Karang Baru Kecamatan Wanasaba dan Desa Ketangga Kecamatan Suela. “OP ini kita gelar kerjasama dengan pemerintah propinsi NTB,” tuturnya.
Menurut Syaukani, dengan gencarnya kegiatan OP dan penyaluran bantuan pangan ini harga pangan khususnya beras di Kabupaten Lotim cukup stabil. Masyarakat pembeli juga cukup antusias mendatangi tempat-tempat OP.
Selain lewat OP, kegiatan stabilisasi harga ini dilakukan dengan pemasaran beras SPHP lewat pada pengecer pasar dan sahabat rumah pangan kita (RPK). “Alhamdulillah dengan pola OP dari pengecer dan RPK, harga beras terkendali dan terjaga serta gejolak harga bisa ditekan,” ucapnya.
Pola ketiga, sambungnya, Bulog juga memaksimalkan penjualan beras komersial. Beras komersil kualitas premium. “Itu sangat bantu karena setiap pekan ada 100 ton lebih dikeluarkan Bulog dan beras premium ini untuk saat ini kita datangkan dari Sumbawa hal ini karena kita juga ada kerjasama dengan mitra besar di Sumbawa,” demikian. (rus)