Mataram (Suara NTB) – Mendekati hari pemungutan suara 14 Februari, Bawaslu Provinsi NTB memperkuat kolaborasi dengan media massa di NTB untuk melakukan pengawasan partisipatif. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, Bawaslu NTB menilai media massa memiliki peran yang sangat vital dan strategis untuk mengawal proses Pemilu 2024 berjalan secara demokratis.
Penguatan kelembagaan antara Bawaslu NTB dengan media massa tersebut diikuti oleh Ketua dan Anggota Bawaslu NTB dan oleh awak media dan jurnalis dari berbagai kantor berita di Kota Mataram. Ketua Bawaslu NTB, Itratip, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut digelar untuk meningkatkan kemitraan strategis antara Bawaslu NTB dengan media dalam menyampaikan informasi kepemiluan kepada masyarakat.
“Bawaslu NTB sangat mengapresiasi kinerja rekan-rekan media dalam menyampaikan informasi terkait pengawasan pemilu yang merupakan tugas utama Bawaslu. Sehingga transparansi dan keterbukaan informasi publik di masa tahapan ini tetap terjaga,” ungkapnya pada Minggu 4 Februari 2024.
Itratip juga menyampaikan peran media dalam menangkal isu hoaks sangat strategis. Selain sebagai salah satu pilar negara, peran media dalam mendistribusikan informasi yang valid sangat berpengaruh dalam iklim demokrasi dan meredam gejolak sosial selama tahapan pemilu.
“Peran media sangat penting dalam menangkal isu hoax, informasi yang valid dari media memberi pengaruh signifikan dalam meminimalisir beredarnya isu hoaks di masyarakat,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Bawaslu NTB, Umar Achmad Seth, juga menyampaikan media memiliki peran penting dalam menyampaikan hasil kerja Bawaslu, terutama dalam menangani pelanggaran dan sengketa pemilu.
“Media bisa membantu menyebarkan informasi soal ketentuan dan larangan dalam kampanye, sehingga membantu meminimalisir pelanggaran baik oleh peserta pemilu maupun masyarakat,” terang Umar.
Sementara Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB, Nasrudin Zein yang turut hadir sebagai pembicara pada kesempatan itu menyampaikan bahwa media massa harus ambil bagian dalam menciptakan pemilu yang kondusif dan demokratis. Peran media pada pemilu kata Nasrudin sangat strategis terutama mengimbangi isu hoaks sekaligus meminimalisir.
“Media harus ambil bagian dalam menciptakan pemilu yang jurdil, jangan malah media membuat gaduh, media harus menyajikan berita yang berkualitas sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang valid secara utuh,” papar wartawan senior ini.
Nasrudin menegaskan kehadiran media harus menjadi penyejuk di tengah gempuran distrupsi informasi. “Sebarkan informasi yang valid, media harus menjadi perpanjangan tangan atas kepentingan informasi bagi masyarakat, istilahnya di tengah gempa isu hoaks yang makin mendapat kehadiran media dengan informasi yang valid menjadi oase. Itu harapan saya terhadap teman teman jurnalis di NTB,” pungkasnya. (ndi)