Mataram (Suara NTB) – Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti, A.P, M.Si, mengatakan bahwa inflasi di NTB mengalami perbaikan. Meski ditambahkan kota baru (Sumbawa) untuk mengukur tingkat inflasi/deflasi NTB, hal ini tidak berdampak secara signifikan, sehingga mengakibatkan tingkat inflasi di NTB masih berada dalam batas aman.
“Masih bagus kita walaupun Sumbawa masuk, karena artinya Sumbawa terpantau dalam kondisi stabil. Dia hanya masuk dalam pantauan tapi dalam kondisi yang baik, sehingga tidak berpengaruh terlalu signifikan terhadap laporan NTB. Untuk NTB, alhamdulillah tadi reportnya bagus, walaupun kita masuk kota baru,” ungkapnya pada Senin 5 Februari 2024.
Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa komoditas seperti gula pasir, minyak goreng sangat efektif meningkatkan inflasi di NTB. Karena posisi NTB sebagai penerima, bukan penghasil dua komoditas tersebut. Sedangkan komositas lain seperti beras dan cabai dianggap masih dalam batas wajar sebagai penyumbang inflasi NTB, karena dua komoditas tersebut bisa dihasilkan di NTB.
“Komoditi yang produknya di pusat, kita memang agak sulit mengendalikan, seperti gula pasir, kemudian minyak goreng, itu kan tergantung kondisi di Jawa karena kita kan posisinya menerima. Tapi kalau untuk cabai, beras, kita masih bisa mengatur di sini, karena kita juga penghasil,” tambahnya.
Selanjutnya, ia juga menambahkan bahwa NTB akan menjadi supply nasional benih bawang putih, sehingga dapat dikatakan bahwa NTB sebagai penunjang agro nasional yang akan dikirim ke Jawa.
“Alhamdulillah hasil Jumat Salam di Sembalun, ternyata kita lagi prepare bahwa NTB itu menjadi supply nasional untuk benih bawang putih. Kita sudah ready sekitar 60 ton yang akan ditanam di sekitar 300-an hektar. Ternyata NTB ini bisa dikatakan sebagai penunjang untuk agro nasional, selain beras, cabai, dan sekarang benih bawang putih,” imbuhnya.
Komoditas yang menjadi antisipasi NTB di bulan ini dalam mengatasi Inflasi masih pada beras, meski demikian, Nelly bersyukur dengan adanya pembagian bantuan pangan (Bapang) karena dirasa mampu menekan laju inflasi NTB.
“Untuk saat ini kita masih di beras, tapi alhamdulillah agak sedikit terselamatkan dengan adanya Bapang,” jelasnya. (era)