spot_img
Jumat, Januari 3, 2025
spot_img
BerandaNTBTPID Terapkan Empat Strategi Kendalikan Inflasi

TPID Terapkan Empat Strategi Kendalikan Inflasi

Mataram (Suara NTB)- Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Drs. H.Lalu Gita Ariadi M.Si membeberkan empat strategi yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam rangka melakukan pengendalian inflasi di dalam daerah.

Strategi pertama yang dilakukan yaitu menjamin ketersediaan stok. Jika komoditas beras yang paling mendapatkan atensi saat ini, maka Pemprov bersama Bulog akan terus berupaya menjamin ketersediaan stok beras.
Selanjutnya, yaitu menjamin keterjangkauan harga stok bahan pokok, menjamin distribusi barang serta melakukan komunikasi efektif untuk menjaga persepsi positif terhadap konsumen.”Kalau komunikasi yang efektif itu bukan kami aktornya, namun bersama-sama membuat itu,” katanya.

Menurutnya, menormalkan harga bahan pokok dan pengendalian inflasi erat kaitannya dengan pengelolaan informasi ke masyarakat.
Jika masyarakat disuguhkan oleh informasi pelaksanaan operasi pasar murah yang massif serta berita sudah dimulainya panen di sejumlah tempat, maka pasar tidak akan bergejolak lagi. “Di Lombok itu sudah mulai orang panen, meskipun belum panen raya. Artinya kita punya stok,” katanya.

Terkait dengan adanya tuntutan sebagian pihak untuk menghentikan sementara pengiriman gabah keluar daerah, Pj Gubernur mengaku Pemprov NTB sudah memiliki Pergub pembatasan gabah keluar untuk menjaga stok dalam daerah.
“Pergubnya ada. Kita juga sudah bekerja untuk itu. Itu poin yang ketiga tadi yaitu memastikan jaminan stok kita di sini, baru selebihnya nanti kita lempar keluar,” katanya.
Mulai Panen

Sementara itu, Pj Gubernur NTB, Jumat 1 Maret 2024 kemarin melakukan panen padi bersama petani di wilayah Dusun Mentaum Desa Montong Ba’an, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur (Lotim).

Areal lahan panen padi di wilayah Desa Montong Ba’an tersebut seluas kurang lebih 200 hektar dengan capaian produktivitas padi di wilayah tersebut mencapai 5,81 ton/ha gabah kering giling (GKG).

‘’Alhamdulillah Provinsi NTB sendiri pada bulan Maret 2024 ini memiliki potensi luas lahan panen padi yang cukup besar yaitu mencapai 39.825 hektar dengan produksi mencapai 204.352 ton GKG,’’ sebut Gita.

Untuk Lombok Timur sendiri memiliki potensi luas panen padi di bulan Maret 2024 ini mencapai 7.161 hektar dengan produksi mencapai 39.271 ton GKG. Dengan adanya panen padi yang ada di seluruh wilayah Kabupaten/kota se-NTB diharapkan mampu menyediakan stok bahan baku di dalam daerah dan menjadikan NTB selalu menjadi daerah surplus beras (swasembada beras). Untuk selanjutnya hasil surplus tersebut dapat memberikan kontribusi bagi daerah-daerah lain di wilayah Indonesia yang masih kekurangan beras. ‘’ Ini ikhtiar tiada henti menuju NTB Maju Melaju,’’ pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan rilis BPS NTB Jumat1 Maret 2024 kemarin, pada bulan Februari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi NTB sebesar 3,00 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,82.

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Misalnya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,14 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,27 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,96 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,83 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,80 persen serta kelompok lainnya dengan kontribusi inflasi yang beragam.

Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Februari 2024 antara lain: beras, tomat, Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai merah, emas perhiasan, daing ayam ras, gula pasir, bawang putih, jeruk, Sigaret Kretek Tangan (SKT), angkuran udara, telur

ayam ras, mobil, sewa rumah, bahan bakar rumah tangga, bakso siap santap, ikan teri, Sigaret Putih Mesin (SPM), sekolah menengah atas, dan sabun detergen bubuk.(ris)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO