KETUA Komisi II DPRD Kota Mataram, Herman, A.Md., menyarankan kepada Dinas Perdagangan Kota Mataram supaya menggelar operasi pasar sembako di 50 kelurahan Se-Kota Mataram. Operasi pasar yang selama ini digelar Dinas Perdagangan dinilai kurang efektif. Sebab hanya menyasar beberapa titik saja.
Herman mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini, di mana harga kebutuhan pokok masyarakat terus merangkak naik. Seperti kenaikan beras dan segala turunannya. ‘’Dan yang kami bisa lakukan adalah mendorong Pemkot Mataram dan Dinas Perdagangan untuk berkoordinasi dengan seluruh stake holder seperti Bulog, BI dan lain sebagainya,’’ ujarnya kepada Suara NTB usai menerima kunjungan kerja DPRD Kota Batu di DPRD Kota Mataram, Senin 4 maret 2024. kemarin.
Herman menekankan terutama kepada pihak Bulog agar mengambil langkah-langkah strategis dalam memberikan solusi kepada masyarakat. Salah satunya tentu langkah melakukan operasi pasar secara massif. ‘’Kalau yang kemarin saya terima laporan di Komisi II, Dinas Perdagangan melaksanakan operasi pasar masih sedikitlah jadwalnya,’’ ungkap politisi Gerindra ini.
Seperti satu kecamatan satu titik. Sehingga wajar kalau kemudian masyarakat menganggap titik operasi pasar di Kota Mataram terlalu sedikit sehingga banyak warga yang tidak kebagian. ‘’Karena masih sangat sedikit. Satu kecamatan satu lokasi,’’ sebutnya. Oleh karena itu, Herman meminta kepada Pemkot Mataram melalui Dinas Perdagangan supaya melaksanakan operasi pasar per kelurahan.
Terlebih menghadapi bulan ramadhan. Bagaimana kemudian menstabilkan harga, langkah operasi pasar yang dilakukan Dinas Perdagangan diapresiasi oleh Komisi II. Hanya saja, sambung politisi yang telah ditetapkan terpilih menjadi anggota DPRD Kota Mataram periode 2024 – 2029 ini, intensitas operasi pasar yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan belum mampu menjadi pengendali harga di pasaran.
‘’Karena memang titiknya kurang banyak. Kalau mungkin dilakukan per kelurahan, saya yakin itu bisa,’’ kata Herman. Anggota dewan dari daerah pemilihan Sandubaya ini juga mengkritisi operasi pasar yang dilakukan di pasar tradisional. ‘’Ini yang sering saya sampaikan kepada Dinas Perdagangan, kurangi operasi pasar di pasar-pasar tradisional, karena ini tidak efektif. Langsung saja ke pemukiman masyarakat,’’ demikian Herman.
Jangan sampai, operasi pasar di pasar tradisional ini justru menjadi ajang bagi pengepul untuk ikut mengambil keuntungan. ‘’Saya dapat info, beras-beras operasi pasar dari Bulog itu ditengarai dibeli oleh pengepul. Itu dijual lagi, mahal. Makanya saya katakan operasi pasar di pasar tradisional itu tidak efektif,’’ pungkasnya. (fit)