spot_img
Jumat, November 22, 2024
spot_img
BerandaNTBJelang Ramadhan, TPID NTB Upayakan Pergerakan Harga Tidak Terlalu Tinggi

Jelang Ramadhan, TPID NTB Upayakan Pergerakan Harga Tidak Terlalu Tinggi

Mataram (Suara NTB) – Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Harga kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, daging ayam, daging sapi, hingga telur ayam masih tinggi. Belum lagi, harga cabai, tomat dan bumbu dapur lainnya mengalami kenaikan.
Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB, Ibnu Salim, S.H., M.Si., bersama anggota TPID dari unsur lain, berusaha agar harga kebutuhan pokok tidak mengalami kenaikan yang tinggi. Pihaknya berusaha agar harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan ini tidak semakin mahal, tapi harganya bisa dijangkau masyarakat.

‘’Kan kita monitor harga pergerakan pasar. Sudah ada timnya itu. Nanti bersama unsur kepolisian yang ada unsur satgas pemantauan harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan. Ini kita optimalkan. Kita akan turun sama-sama. Termasuk dari Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian, kita memantau pergerakan harga kebutuhan pokok itu supaya bisa konstan atau tidak bergerak tinggi,’’ ujarnya saat dikonfirmasi di Kantor Gubernur NTB, Selasa 5 maret 2024 Penjabat (Pj) Sekda NTB ini mengakui, jika adanya harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan mengikuti harga pasar. Namun, pihaknya akan berusaha mengendalikan kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok ini agar tidak semakin naik.

‘’Kita akan berusaha kendalikan. Pengendaliannya itu adalah pasar penyeimbang. Pasar penyeimbang itu adalah operasi pasar. Operasi pasar ini yang akan kita perbanyak. Supaya tidak terlalu signifikan kenaikannya. Tapi kenaikan itu adalah mekanisme pasar dan itu temporary,’’ ujarnya.

Disinggung adanya indikasi penimbunan, Ibnu Salim menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan toleransi. Dalam hal ini, pihaknya akan melakukan pengecekan bersama satgas atau tim yang dibentuk dari kepolisian, Badan Pusat Statistik, Bulog, Bank Indonesia dan pihak lainnya.
‘’Mungkin kalau ada potensi penimbunan akan dilihat. Penimbunan itu karena menahan bahan kebutuhan pokok itu, sehingga harganya jadi naik. Padahal sebenaranya ada di distributor. Itu yang akan kita cek,’’ tegasnya.

Pada bagian lain, dalam melakukan operasi pasar juga harus selektif, terutama pada pembeli. Pihaknya tidak ingin saat operasi pasar dilakukan yang membeli hanya orang-orang tertentu, sehingga warga lainnya tidak mendapatkan bagian. Untuk itu, ujarnya, saat operasi pasar perlu diberikan tanda atau kupon pada warga yang membeli, sehingga tujuan digelarnya operasi pasar bisa tercapai. Selain itu, harga kebutuhan pokok bisa berangsur turun. (ham)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO