Mataram (Suara NTB) – Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) mengingatkan kepada seluruh stakeholder yang melaksanakan kegiatan kepariwisataan di Wilayah NTB harus didampingi guide (pramuwisata). Ketentuan ini sudah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) menurut Ketua HPI Provinsi NTB, Lalu Fatwir Uzali.
Para operator tout, baik swasta maupun pemerintahan yang membawa tamu berkunjung ke destinasi wisata seyogyanya menggunakan jasa guide. Apalagi jumlah tamu dari luar NTB itu lebih dari empat orang. “Kami sudah bersepakat dengan pemerintah karena di situ ada perda (peraturan daerah) nomor 4 tahun 2016, bahwa setiap kegiatan yang berhubungan dengan kepariwisataan itu harus ditemani oleh pramuwisata. Baik yang menggunakan bus kecil, apalagi bus besar,” ujar Mantan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Mataram ini, Rabu 6 Maret 2024.
Jika tamu yang dibawa hanya 2 orang, menurutnya, bisa saja tidak menggunakan pramuwisata. Namun, jika jumlah tamu tersebut empat orang, atau lebih, maka diharuskan menggunakan pramuwisata lokal. Ketentuan ini sebagai langkah memberdayakan para pramuwisata di NTB.
“Diharapkan pengguna pemilik dari PO transport itu untuk memberikan saran kepada tamu atau stakeholdernya. Dan sudah ada surat edaran dilayangkan ke seluruh PO transportasi yang ada di NTB untuk bisa memberdayakan teman-teman HPI. Begitu juga PO yang di luar NTB,” terangnya.
Jika masih ada PO transportasi tidak mematuhi ketentuan tersebut tentunya akan ada sanksi diberikan, salah satunya dengan menyetop kegiatan kepariwisataan tersebut di tengah jalan agar untuk menggunakan pramuwisata lokal. Apalagi didalam Perda dimaksud, termasuk diantaranya yang terlibat adalah Satuan Polisi Pamong Praja yang bisa melakukan penegakan.
Saat ini terdapat beberapa daerah di Indonesia yang sudah mengharusnya setiap kegiatan kepariwisataan harus menggunakan guide lokal. Diantaranya, di Bali, Yogyakarta, Medan, dan Jakarta. “Didaerah itu sebuah kewajiban bagi seluruh PO, apabila ada wisatawan menggunakan transportasi itu harus disertakan guidenya. Kami punya banyak pramuwisata yang berkompeten untuk menghandle wisatawan yang dari luar daerah dan luar negeri,” demikian Fatwir.
Ia menambahkan, guide lokal memainkan peran penting dalam kegiatan pariwisata di NTB. Beberapa alasan mengapa melibatkan guide lokal sangat perlu dilibatkan. Pertama, guide lokal memiliki pengetahuan mendalam tentang budaya, sejarah, dan keunikan setiap tempat di NTB. Mereka dapat memberikan informasi yang lebih dalam dan kontekstual kepada wisatawan, memperkaya pengalaman mereka.
Kedua, guide lokal fasih berbicara dalam bahasa setempat dan mungkin juga bahasa asing. Ini memudahkan komunikasi antara wisatawan dan penduduk lokal, memastikan informasi yang akurat dan pemahaman yang baik. Ketiga, melibatkan guide lokal mendukung ekonomi lokal. insentif yang diberikan kepadanya membantu memperkuat komunitas dan mendorong keberlanjutan pariwisata.
Guide lokal juga memahami jalur terbaik, kondisi cuaca, dan area berbahaya. Mereka dapat membantu wisatawan menghindari risiko dan memastikan keselamatan selama perjalanan. Memfasilitasi interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat. Ini menciptakan kesempatan untuk belajar tentang kehidupan sehari-hari, tradisi, dan adat istiadat.
Sehingga guide lokal dalam kegiatan pariwisata bukan hanya menguntungkan wisatawan, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan penghormatan terhadap budaya lokal. (bul)