Mataram (Suara NTB)- Harga telur ayam mengalami lonjakan drastis memasuki bulan Ramadhan. Ketersediaan di peternak yang menipis dinilai menjadi pemicu. Solusinya mendatangkan telur ayam dari Pulau Bali dan Pulau Jawa, guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan menekan lonjakan harga.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting pada Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida menjelaskan, kebutuhan barang pokok yang cenderung mengalami peningkatan drastis adalah telur ayam. Hal ini disebabkan stok yang mulai menipis. Keterbatasan stok telur ayam terlihat dari pasar rakyat yang digelar pekan kemarin.
Distributor yang biasanya membawa kembali telur mereka, tetapi sebaliknya habis dibeli masyarakat. “Bank Indonesia yang membawa mitranya dan UD. Shinta juga habis,” kata Nida dikonfirmasi pada Rabu (13/3).
Ia menyebutkan, harga telur ayam di pasar induk Mandalika mencapai Rp63 ribu per teray. Padahal, harga normal Rp56 ribu per teray untuk telur ukuran besar. Kondisi ini belum termasuk di pasar tradisional lainnya tembus mencapai Rp65 ribu per teray. “Iya, memang harganya mengalami kenaikan,” kata Nida.
Lonjakan harga telur langsung ditindaklanjuti dengan turun ke pasar untuk memastikan ketersediaan harga. Sebagai langkah antisipasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menekan lonjakan harga dengan mendatangkan telur dari Pulau Bali. Diharapkan, pasokan telur dari Pulau Bali dan Pulau Jawa bisa berlanjut, karena pasokan telur mengalami pengurangan. Di satu sisi, kebutuhan telur pada awal Ramadhan mengalami peningkatan.
“Kita berharap pengiriman dari Bali dan Jawa bisa berlanjut,” harapnya.
Lebih lanjut dikatakan Nida, bukan hanya telur ayam yang mengalami peningkatan, melainkan kebutuhan pokok lainnya seperti daging sapi, beras, dan lain sebagainya juga sangat tinggi kebutuhan masyarakat.
Ia mengingatkan, masyarakat tidak berbelanja secara berlebihan karena barang pokok dipastikan masih aman. (cem)