spot_img
Jumat, November 22, 2024
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMSalurkan Sedekah Melalui Lembaga Resmi

Salurkan Sedekah Melalui Lembaga Resmi

RAMADHAN bulan penuh berkah dimanfaatkan oleh gepeng dan anjal untuk mencari simpati masyarakat. Gepeng dan anjal mewarnai sejumlah sudut Kota Mataram di bulan ramadhan ini. ‘’Memang betul, Bulan ramadhan ini banyak anjal, gepeng. Mereka beroperasi di traffic light, kemudian juga di pusat-pusat perbelanjaan,’’ ujar anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram, IGB Hari Sudana Putra, SE., kepada Suara NTB melalui pesan WhatsApp, Rabu (13/3) kemarin.

Dia mengapresiasi tingginya kepekaan masyarakat terhadap terhadap persoalan sosial seperti gepeng dan anjal. Hanya saja, ketika akan berbagi, lanjut Gus Arik, sebaiknya disalurkan melalui lembaga yang sudah resmi. ‘’Tetapi sebaiknya kita sebagai masyarakat, tidak memberikan mereka uang. Bahasa sederhananya, kita tidak memberikan sedekah kepada mereka,’’ katanya.

Akan lebih bijak, sambung politisi Partai Demokrat ini, apabila bantuan tersebut disalurkan melalui lembaga resmi sepeti Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Kota Mataram. Gus Arik berpandangan, kalau masyarakat memberikan sedekah kepada gepeng dan anjal, sama artinya memelihara kemalasan pada diri mereka.

‘’Karena saya lihat fenomena seperti ini dari tahun ke tahun. Datangnya seperti musiman,’’ ungkapnya. Anggota Dewan dua periode ini prihatin melihat gepeng dan anjal yang melakukan aksinya dengan membawa bayi. ‘’Bayi-bayi yang mereka sewa kemudian diajak keliling untuk meminta-minta,’’ sesalnya.

Gus Arik mengapresiasi Dinas Sosial Kota Mataram yang telah membentuk Satgas Sosial untuk mengatasi persoalan gepeng dan anjal di Kota Mataram. Dia mendorong supaya Satgas ini dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Seperti Satpol PP Kota Mataram.

Anggota dewan dari daerah pemilihan Cakranegara ini menekankan, gepeng dan anjal harus didata dengan jelas. ‘’Dari mana asalnya,’’ cetus Gus Arik. Sebab, dia yakin kebanyakan gepeng dan anjal yang beroperasi di Kota Mataram, justru beraszj dari luar Mataram.

‘’Kita sisirlah mereka ke enam kecamatan yang ada di Kota Mataram. Kemudian apabila sudah dimbau, maka setelahnya pemerintah diharapkan mengambil sikap tegas. Kalau sudah diimbau kemudian kembali lagi, Gus Arik mendorong supaya diambil tindakan tegas. Data mereka, kemudian bangun komunikasi dan koordinasi dengan daerah asal mereka berada. Untuk selanjutnya mengembalikan mereka ke daerah asalnya. (fit)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO