FENOMENA perang sarung kembali bermunculan saat bulan Ramadhan. Aktivitas ini sangat mengganggu dan berpotensi menimbulkan keributan. Pengawasan rutin dilakukan terutama membubarkan kerumunan pemuda saat malam hari.
Lurah Pejanggik, Mahnum dikonfirmasi pada Rabu 20 maret 2024 mengatakan, aktivitas yang muncul dan meresahkan masyarakat adalah perang sarung. Perang sarung cukup berbahaya karena pemuda secara sengaja memasukkan batu dalam sarungnya, untuk melukai lawannya. “Mereka memakai batu di dalam sarungnya,” kata Mahnum.
Kegiatan ini mengganggu kondusivitas di tengah masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas, Pelindung Masyarakat dan dibantu dar Polsek Mataram, memantau titik-titik rawan. Titik rawan terutama di persimpangan Majeluk. Lokasi itu sering bertemu antara remaja dari Majeluk, Monjok, dan Karang Tatah. “Dari dulu lokasi itu dijadikan lokasi perang sarung,” sebutnya.
Setiap ada kelompok yang datang lanjut Mahnum, di perempatan Majeluk, langsung bubar agar tidak mengundang pemuda dari kelurahan lainnya.
Mantan Lurah Dasan Agung Baru ini menambahkan, surat edaran dari Pemkot Mataram tentang pembatasan aktivitas masyarakat selama bulan Ramadhan telah disosialisasikan dan umumkan melalui masjid. “Dan, kami juga buat grup WA kaling, Linmas, dan RT se -Kelurahan Pejanggik untuk memudahkan koordinasi apabila ada potensi keributan,” ujarnya.
Di satu sisi, ia mengharapkan peran dari orangtua untuk mengawasi aktifitas anak mereka. Jika belum pulang terlalu larut malam, agar menanyakan atau mencari keberadaan anaknya sehingga terhindari dari hal-hal yang tidak diinginkan.(cem)