Mataram (Suara NTB) – BBPOM Mataram mengungkapkan masih tingginya kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Selain itu, ditemukan pula penggunaan bahan berbahaya seperti boraks dalam produk kerupuk nasi dan tempe. Hal itu mengemuka saat kegiatan Diskusi Ngobrol Santai alias “Ngobras” yang dihadiri sekitar 50 perwakilan awak media di NTB.
Kegiatan diawali dengan pembacaan pantun oleh MC. Acara ini menjadi sangat menarik karena antusiasme dari teman-teman media, jawaban yang sangat ramah dan detail, serta lingkungan yang ramah menjadikan acara tersebut nyaman diikuti. Ngobras sekaligus ngabuburit ini digelar di Aula BBPOM Mataram pada Kamis, 21 Mataram 2024 pukul 16.00 – 17.00 WITA.
Kepala BBPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan Prakarsa menyampaikan bahwa lahirnya diskusi ini bertujuan untuk meminta masukan dari teman-teman media terkait dengan tantangan yang dihadapi oleh BBPOM Mataram.
“Saya memang ingin menggelar ini untuk meminta masukan, insight terkait dengan tantangan yang ada di wilayah kerja Balai Besar POM di Mataram,” katanya saat memberikan sambutan ke teman-teman media.
Terdapat 3 tantangan besar yang dihadapi oleh BBPOM Mataram yaitu tingginya kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang, tingginya penggunaan bahan berbahaya berupa boraks dalam produk kerupuk nasi dan tempe, dan tingginya angka penyerahan antibiotik tanpa resep dokter yang berpotensi menyebabkan AMR. Sehingga dalam diskusi dengan media hari ini, BBPOM mengharapkan kawan media yang tersebar di NTB dapat membantu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjadi masyarakat yang cermat dalam memilih produk sebelum digunakan.
Setelah memaparkan inti tantangan yang dihadapi, kawan media selaku peserta juga memberikan antusiasme yang baik melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada Kepala BBPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan Prakarsa. Sukri, salah satu peserta menanyakan tentang seputar obat-obatan ilegal dan beberapa produk boraks yang sering beredar di masyarakat.
Kepala BBPOM menjelaskan bahwa memang terdapat beberapa obat ilegal yang masih sering ditemukan, yang paling banyak disalahgunakan adalah Tramadol, Trihexyphenidil, dan Dekstromertofan yang diproduksi oleh Industri gelap.
“Tapi yang paling banyak disalahgunakaan adalah di NTB ini, bukan di NTB, tapi hampir seluruh Indonesia Tramadol, Trihexy, dan Dekstromertofan. Tapi ini bukan diproduksi oleh industri yang resmi, dia (diproduksi) industri gelap,” ujarnya saat menjawab pertanyaan dari Sukri.
Namun ini perlu kecermatan dari konsumen saat memerikasa obat yang dibeli untuk memeriksa nomor BPOM dan melihat kemasannya apakah memang masih bagus atau tidak. Serta penjelasan untuk produk boraks, Yosef memaparkan bahwa kerupuk boraks memang masih menjadi salah satu tantangan terbesar yang sulit untuk diberantas.
Terdapat 3 penanya pada Ngobras sore itu, dan semua pertanyaan dijawab dengan detail oleh Kepala BBPOM Mataram. Ia juga menyampaikan bahwa BPOM tidak hanya terkait tentang makanan, namun seputar obat-obatan, dan kosmetik. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk lebih cermat dalam memilih produk yang akan digunakan dan segera melaporkan apa bila melihat produk-produk yang terindikasi mengandung zat-zat berbahaya.
Acara Ngobras diakhiri dengan tepuk tangan oleh peserta dan berfoto bersama tim BBPOM. Kegiatan ngobras menjadi salah satu kegiatan menarik yang dilaksanakan oleh BBPOM Mataram sembari menantikan waktu berbuka puasa. (glo)