Dompu (Suara NTB) – Pengembangan tanaman tebu rakyat tahun 2024 di Kabupaten Dompu mengalami stagnan. Kondisi ini disebabkan tanaman tebu PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) banyak yang gagal panen akibat dimasuki ternak.
Kepala bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Abdul Khair, S.Hut kepada Suara NTB, Senin 25 Maret 2024 mengungkapkan, luas tanaman tebu rakyat di Kabupaten Dompu saat ini hanya 2.972 ha. Tanaman tebu ini berada di wilayah Kecamatan Pekat. Tanaman tebu rakyat ini cenderung stagnan dari program pengembangan tebu sejak 2013 lalu. “Kita terus mendorong petani untuk mengembangkan tanaman tebunya, karena pasarnya sudah jelas diserap PT SMS untuk kebutuhan gula kristal putih,” katanya.
Namun diakui Abdul Khair, luasan tanaman tebu petani tidak banyak berkembang. Petani banyak memilih tanaman jagung. Padahal komoditi tebu lebih untung ketimbang jagung. Tebu hanya sekali ditanam, tapi samapi 4 kali dipanen. Usai panen pertama, tabu akan terus berkembang biak. Sehingga tinggal dijaga dalam proses rawat ratoon dengan pemupukan dan pembersihan lahan.
Untuk tahun 2024 ini, kata Abdul Khair, akan ada program intensifikasi tanaman tebu petani seluas 200 ha. Tanaman ini akan dilakukan rawat raton dengan pembagian pupuk NPK dan pupuk cair. Sehingga petani bisa terbantukan untuk mengurangi biaya produksi. “Kegiatan rawat ratoon akan dilaksanakan sekitar Agustus – September tahun ini,” ungkapnya.
Sementara PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) yang memproduksi gula di Doropeti Kecamatan Pekat dikabarkan memperluas tanaman tebu mitra hingga Sumbawa dan Bima. Perluasan ini dilakukan untuk memaksimalkan tanaman tebu yang bisa digiling. Karena tanaman tebu di lahan HGU gagal dipanen akibat dimasuki ternak sapi di wilayah Doroncang.
Kendati kebun tebu di lahan HGU sudah dipagar dengan pagar hidup yang dilapisi kawat berduri dan dibuatkan paritnya, tapi masih bisa dimasuki oleh ternak sapi. Indikasinya, pagar tersebut dibobol orang yang tidak dikenal dan menjadi akses masuk ternak sapi yang dilepas liar. Akibat kejadian ini, PT SMS mengalami rugi hingga puluhan miliar.
Terkait perluasan area tanaman tebu hingga ke wilayah Sumbawa dan Bima, Muhammad Haryanto, Media & External Relations Manager PT SMS yang dikonfirmasi, tidak memberikan respon. (ula)