Taliwang (Suara NTB) – Petani di kecamatan Brang Ene saat ini telah mulai melaksanakan kegiatan panen padi. Salah satu wilayah lumbung pangan di Kabupaten Sumbawa Barat ini pun mengklaim hasil panenannya tersebut akan dapat memenuhi kebutuhan pangan warganya.
“Izin melaporkan pak bupati. Sekarang petani kami sudah masuk musim tanam,” kata camat Brang Ene, Suarman dihadapan bupati KSB, H. W. Musyafirin saat acara Safari Ramadhan Kabupaten, Rabu malam lalu.
Sementara ini ada 3 blok pertanian yang sudah melaksanakan proses panen di Brang Ene. Diantaranya, di blok desa Kalimantong, Mujahidin dan desa Lampok. Suarman mengatakan, dalam beberapa pekan ke depan blok lainnya akan menyusul melaksanakan panen. “Ada yang beberapa (blok) mundur masa panennya seperti di desa Manemeng ini,” urainya.
Mundurnya masa panen pada beberapa blok itu, dijelaskan Suarman disebabkan kondisi cuaca ektrim yang melanda saat ini. Bahkan dampaknya dari kondisi cuaca itu terdapat area perawahan, terutama yang tadah hujan tidak melakukan kegiatan tanam. “Jadi tidak akan maksimal pak bupati hasil panen petani kami sekarang ini,” ungkapnya.
Meski tidak maksimal, Suarman mengklaim, hasil tanaman padi yang dipanen kali tetap akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya masyarakat Brang Ene.
“Petani tetap ada yang bisa menjual hasil panennya. Dan insyallah sementara ini warga tidak ada yang akan kekurangan pangan,” janjinya.
Suarman selanjutnya menyampaikan, dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrim seperti sekarang ini petani Brang Ene memiliki harapan besar agar keberadaan bendungan Tiu Suntuk dapat segera dimanfaatkan. “Harapan warga segera dibangun saluran irigasinya. Itulah yang kami impikan pak bupati terutama yang sawahnya tadah hujan,” tukasnya.
Mendengar laporan itu, bupati H. W. Musyafirin mengatakan, Pemda KSB sudah mengupayakan agar pemanfaatan bendungan Tiu Suntuk dapat disegerakan. Namun demikian, ia meminta masyarakat untuk sementara waktu bersabar karena pembangunan irigasi bendungan membutuhkan biaya dan waktu pengerjaan.
Bupatu menjelaskan, untuk sementara pemanfaatan air irigasi bendungan Tiu Suntuk akan menggunakan saluran irigasi yang sudah ada. Bertahap, nantinya pembangunan irigasi akan dikerjakan sesuai dengan proyeksi area persawahan yang akan dilayani.
“Selain Brang Ene dan Taliwang dengan luas lahan sekitar 1.800 hektar. Air bendungan Tiu Suntuk kita siapkan juga untuk mengairi perswahan di kecamatan Jereweh. Di sana luasnya sekitar 2.700 hektar. Tapi untuk air bendungan sampai ke sana kita butuh anggaran Rp800 miliar lebih,” ungkap bupati seraya menambahkan, keberadaan bendungan Tiu Suntuk dan Bintang Bano akan menjamin peningkatan produksi pertanian daerah ke depannya.
“Kalau dua bendungan itu sudah mulai mengairi area pertanian kita. Insyaallah produksi padi kita akan naik signifikan. Demikian juga komoditas pertanian lainnya dapat kita kembangkan juga,” pungkas bupati.(bug)