Mataram (Suara NTB) – Untuk memenuhi kebutuhan beras di dalam daerah, terutama untuk beras bantuan pangan dan SPHP Perum Bulog Wilayah NTB telah mengajukan ke pusat untuk mendatangkan beras dari luar. Sembari menunggu petani panen serentak.
Perum Bulog NTB mengusulkan 35.000 ton beras dari luar untuk dimasukkan ke NTB. Beras dari luar ini bisa saja dari luar negeri, langsung dimasukkan ke NTB. Atau bisa juga beras dari daerah lain yang stoknya tinggi. Sebagaimana pentunjuk pusat, Perum Bulog Wilayah NTB sudah mendapatkan persetujuan memasukkan sebanyak 11.000 ton, dari total 35.000 ton yang diusulkan. Dengan asumsi, Perum Bulog NTB membutuhkan ketahanan stok 8.500 ton setiap bulan. Untuk kebutuhan bantuan pangan 6.450 ton, dan SPHP 2000 ton. Sehingga total kebutuhan Januari hingga April 2024 sebanyak 35.000 ton.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Raden Guna Dharma, dihubungi di Mataram, Senin, 1 April 2024 Januari hingga akhir Maret 2024 ini, sebanyak 20.000 ton beras dari Jawa Timur sudah masuk ke NTB. Sementara itu, sebanyak 13.000 ton beras dari Vietnam juga masuk bertahap. Sudah masuk di Pelabuhan Lembar sebanyak 3.750 ton, dan sedang bongkar.
Beras yang masuk dari luar ini, langsung habis untuk memenuhi kebutuhan bantuan pangan dan SPHP. Sembari dilakukan serapan beras dan gabah petani lokal saat memasuki musim panen ini. “Sisanya yang akan masuk selesai lebaran,” tambahnya.
Raden Guna Dharma menjelaskan lagi, upaya mendatangkan beras dari luar ini untuk memenuhi kebutuhan di dalam daerah NTB. Terutama untuk bantuan pangan (bapang) yang diberikan setiap bulan sebanyak 10 Kg kepada satu penerima selama enam bulan (Januari-Juni 2024). Total 643.000 penerima di NTB, atau setara dengan 600 ton lebih dalam sebulan.
“Beras yang didatangkan dari luar ini artinya sebagai cadangan kita untuk memenuhi kebutuhan bantuan pangan. Karena sementara panen di NTB ini belum masif,” tambahnya. Lebih lanjut, kata Raden Guna Dharma, jika panen padi di panen tahun 2024 ini berhasil dan pengadaannya cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam daerah, maka NTB tidak lagi meminta pasokan beras dari luar daerah maupun luar negeri
Sementara kondisi saat ini, tidak dapat dipungkiri NTB membutuhkan impor beras dari luar. “Karena takutnya kalau panen ini gagal atau penyerapan pengadaan kita kurang, berpengaruh
nanti ke stok untuk bantuan pangan kepada masyarakat nggak bisa jalan,” demikian Raden Guna Dharma.
Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB, Abdul Aziz mengatakan, beras dari luar NTB saat ini diperlukan. Karena ada kekhawatiran, bahwa stok pangan di NTB itu akan terjadi defisit, sehingga pemerintah mengambil kebijakan untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran, maka didatangkan beras dari luar. “Kita berharap dengan masuknya beras itu untuk stabilisasi harga beras. Karens stok beras cukup tersedia,” demikian Azis. (bul)