Mataram (Suara NTB) – Kebutuhan masyarakat menjelang hari Raya Idul Fitri, relatif meningkat dibandingkan hari normal. Momen ini dimanfaatkan oleh pedagang dengan menaikkan harga. Namun demikian, stok kebutuhan barang pokok dipastikan aman.
Kepala Bidang Barang dan Pokok pada Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida menerangkan, kebutuhan barang pokok menjelang lebaran Idul Fitri mengalami peningkatan signifikan. Momentum ini mulai dimanfaatkan oleh pedagang dengan menaikkan barang pokok. “Pedagang sudah paham. Mereka tahu kebutuhan banyak, jadi harga dinaikkan,” kata Nida dikonfirmasi pada Senin, 1 April 2024.
Ia menyebutkan, harga daging ayam boiler mulai naik dari Rp36 ribu perkilogram menjadi Rp38 ribu per kilogram. Telur ayam Rp60 ribu per terai. Demikian pula, tomat belum mengalami penurunan signifikan dari beberapa bulan terakhir. Di pasar tradisional dijual Rp30 ribu per kilogram dari harga normal Rp10 ribu per kilogram.
Nida menjelaskan, kenaikkan harga ayam boiler disebabkan stok ayam beku mengalami penurunan, sehingga ayam lokal mahal. Demikian pula, harga telur ayam. Meskipun banyak didatangkan dari Bali, tetapi harganya tetap mahal. “Sekarang dijual di pasar per terai Rp60 ribu,” sebutnya.
Kondisi berbeda pada komoditi pertanian. Kenaikkan harga dipengaruhi faktor cuaca. Produksi tomat dan cabai sangat bergantung cuaca. Ia mengakui, pasokan tomat banyak berasal dari Pulau Jawa, tetapi distribusi sedikit sehingga lebih banyak tomat lokal yang masuk di pasar dan tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kendati terjadi kenaikan harga terhadap sejumlah komoditi, ia memastikan stok masih aman sampai Hari Raya Idul Fitri.Â
Kepala Bidang Sarana Prasarana Pertanian pada Dinas Pertanian Kota Mataram, Endang Utami Rahayu mengakui, harga tomat masih mahal. Di pasar tradisional dijual Rp30 ribu per kilogram. Berbeda halnya dengan cabai rawit, cabai merah besar, dan cabai keriting justru harganya turun dari Rp60 ribu menjadi Rp30 ribh per kilogram. “Tomat yang masih mahal,” sebutnya. (cem)