PAWAI takbiran menjadi simbol kemenangan bagi umat Islam setelah menjalankan puasa selama sebulan penuh. Pawai takbiran tidak hanya mensyiarkan nilai-nilai keislaman, tetapi juga membangun nilai keberagamaan.
Lurah Pejeruk, Lalu Bagus Apriady menerangkan, pawai takbiran menjadi tradisi yang digelar setiap tahunnya di Kota Mataram dan khususnya di Kecamatan Ampenan. Pihaknya tetap berpartisipasi dengan mengutus kafilah dari masing-masing lingkungan.
Empat kafilah diutus yakni, kafilah dari Masjid Baitul Amin, kafilah Lingkungan Pejeruk Bangket, Lingkungan Pejeruk Abian, dan kafilah Lingkungan Pejeruk Kebun Bawaq Barat. “Tahun ini, ada empat kafilah kita utus mewakili Kelurahan Pejeruk,” sebut Bagus dikonfirmasi pada Kamis 4 april 2024.
Para kafilah telah membuat miniatur masjid atau maket yang akan diperlombakan. Miniatur ini dibangun melalui swadaya masyarakat setempat. Ia mengapresiasi kreativitas masyarakat melahirkan miniatur yang menarik. Karya dari remaja diharapkan berkontribusi melahirkan juara di tingkat kecamatan.
Lebih lanjut disampaikan Bagus, pawai takbiran ini sebagai momentum untuk mensyiarkan nilai-nilai agama islam kepada masyarakat. Selain itu, Ampenan sebagai daerah dengan latar belakang suku dan agama mendorong terbangunnya nilai-nilai keberagamaan. “Pak Camat pasti melibatkan warga lintas agama,” terangnya.
Keberagamaan ini telah terbangun dengan baik di Ampenan. Masyarakat dengan latar belakang agama dan suku hidup berdampingan dan terjalin harmonisasi. Hal ini patut dijaga bersama sehingga Mataram bisa menjadi kota yang ramah bagi siapa saja.
Di satu sisi, ia mengingatkan kafilah mengikuti peraturan dari panitia pawai takbiran. Di antaranya, tidak menyalakan petasan atau kembang api selama pelaksanaan pawai. Musik disesuaikan dengan moment perayaan lebaran atau tidak memutar musik atau diskon jalanan. Pihaknya bersama aparat keamanan baik TNI-Polri serta Satuan Polisi Pamong Praja, akan melakukan pengamanan baik saat pelaksanaan pawai takbiran maupun saat kafilah kembali ke lingkungan masing-masing.
Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadi bentrokan antar kafilah dari kelurahan lainnya. “Kita akan kawal sampai lingkungan supaya tidak bentrok dengan kafilah lainnya,” demikian kata dia. (cem)
Lalu Bagus Apriady. (Suara NTB/dok)