Taliwang (Suara NTB) – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sumbawa Barat memastikan akan ada penerimaan calon siswa (casis) program kerja sama pendidikan dengan Politeknik Transportasi Darat Indonesia-Sekolah Tinggi Transportasi Daerah (PTDI-STTD) untuk tahun akademik 2024-2025.
“Ada pastinya. Kita sedang menunggu pengumuman saja ini kapan tahapan pendaftaran dan seleksinya,” terang kepala Dishub KSB, H. Abdul Hamid, Senin 22 April 2024.
Sejauh ini, tersisa 3 kuota penerimaan dari program kerja sama Pemda KSB dengan PTDI-STTP. Hamid mengatakan, sebelumnya Pemda KSB telah mengusulkan addendum (perubahan) terhadap kerja sama tersebut. Dalam usulannya Pemda KSB meminta adanya kuota tambahan jumlah siswa yang dapat diakomodir lewat program yang sudah dimulai sejak tahun 2022 itu.
“Usulan itu juga sedang kita tunggu. Mudah-mudahan dipenuhi oleh kampus dan Kemenhub supaya lebih banyak lagi anak-anak kita yang bisa ikut program itu,” paparnya.
Terlepas dari usulan tersebut, Hamid mengatakan pihaknya untuk sementara tetap menyiapkan sisa kuota yang tersedia. Karenanya ia mengimbau bagi anak-anak KSB yang berminat untuk mendapat tiket kuliah di kampus sekolah kedinasan di bawah naungan Kemenhub itu agar mempersiapkan diri sejak sekarang. “Persyaratannya dapat dilihat di laman resmi kampus STTD,” katanya.
Selanjutnya disinggung mengenai perkembangan para siswa yang sudah menjalani perkuliahan lewat program tersebut. Hamid mengatakan sangat memuaskan. “Prestasi mereka bagus-bagus. Cotohnya di tiap semester tidak ada yang menjalani remidi (mengulang mata kuliah),” sebutnya.
Hamid menambahkan, kemajuan akademik siswa program kerja sama STTD itu terus dipantau tiap semester. Ini dilakukan guna menjamin kualitas tiap siswa karena setelah lulus nantinya akan kembali ke daerah untuk mengabdi sebagai pegawai Dishub. “Insyaallah lewat program ini dalam 3 atau 4 tahun ke depan kita akan punya tenaga-tenaga ahli di tiap bidang perhubungan,” tukasnya.
Untuk diketahui
Politeknik Transportasi Darat Indonesia adalah perguruan tinggi kedinasan yang bernaung di bawah Kementerian Perhubungan. Cikal bakal Sekolah Tinggi Transportasi Darat bermula dari didirikannya Akademi Lalu Lintas (ALL) pada tanggal 8 September 1951 oleh Presiden Ir. H. Soekarno. Dengan alasan tertentu pada tahun 1964, ALL tidak dioperasikan atau tidak melakukan kegiatan.
Dengan mempertimbangkan pertumbuhan lalu lintas, perkembangan teknologi transportasi jalan dan kompleksitas permasalahan lalu lintas jalan lahirlah gagasan untuk mengaktifkan kembali Akademi Lalu Lintas. Pada tanggal 5 Desember 1980, Akademi Lalu Lintas diaktifkan kembali dengan nama Balai Pendidikan dan Latihan Ahli Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (BPL-ALLAJR), tetapi masih disebut – sebut dengan nama Akademi Lalu Lintas.
BPL-ALLAJR hanya menyelenggarakan program Diploma III Ahli LLAJR. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan kualifikasi tenaga ahli yang lebih tinggi serta perkembangan sistem pendidikan yang ada maka pada tanggal 10 Maret 2000, dengan Kepres No.41 Tahun 2000 status BPL-ALLAJR ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan ditingkatkan kembali menjadi Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD. Politeknik ini menyelenggarakan 3 Program Diploma III dan 1 Program Diploma 4. Yaitu, Program Diploma IV Transportasi Darat, Program Diploma III Manajemen Transportasi Jalan dan Program Diploma III Manajemen Transportasi Perkeretaapian. (bug)