WAKIL Ketua DPRD Kota Mataram, Nyayu Ernawati, S.Sos., mengapresiasi rencana Dispar (Dinas Pariwisata) Kota Mataram yang akan mempersiapkan konsep penataan makam Bintaro menjadi destinasi wisata religi. ‘’Bagus itu. Ya memang Makam Bintaro itu tidak pernah sepi karena hampir semua masyarakat Ampenan yang meninggal itu dimakamkan di sana,’’ ungkapnya kepada Suara NTB di ruang kerjanya, Senin 22 April 2024 kemarin.
Nyayu mengungkap sejarah bahwa salah satu ulama dimakamkan di Makam Bintaro. Sehingga Makam Bintaro pada saat hari besar selalu ramai dikunjungi masyarakat. ‘’Sehingga apa yang disampaikan oleh Pak kadis (pariwisata) itu bisa cepat terwujud,’’ imbuhnya.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Mataram ini tidak menyangkal bahwa makam Bintaro masih sangat minim fasilitas pendukung. Seperti fasilitas toilet untuk pengunjung. Termasuk fasilitas kebersihan dan juga mushola. Oleh karena itu, sambung Nyayu, pihaknya sangat menyambut baik rencana menjadikan Makam Bintaro sebagai objek wisata religi. ‘’Kami siap mensupport. Karena selama ini kalau kita mau ke toilet, kita numpang di rumah warga sekitar,’’ terangnya.
Dikatakan Nyayu, makam Bintaro tidak hanya dikunjungi saat perayaan hari besar seperti lebaran, tetapi juga setiap hari Jumat kerap ramai kunjungan masyarakat yang notabene keluarganya dimakamkan di sana. terkait pengelolaan Makam Bintaro nantinya, menurut mantan Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Mataram ini perlu dibicarakan secara khusus.
Namun demikian Nyayu lebih cenderung pada pola pengelolaan yang alami seperti sekarang ini. Paling tidak masyarakat yang tinggal di sekitar Makam Bintaro mendapat dampak ekonomi dari keberadaan Makam Bintaro. Dia mengatakan selama ini Makam Bintaro dibersihkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar makam secara sukarela.
Begitupun kalau masyarakat hendak meminjam fasilitas toilet milik masyarakat, para pengunjung kerap memberikan sumbangan berupa uang seikhlasnya. ‘’Makanya kita harapkan nanti setelah ditata, pengelolanya ini bisa bekerjasama dengan dinas sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti pungutan dan lain sebagainya. Jadi memang setiap kita ke makam, tidak ada biaya apapun. Ya kalaupun kita mau memberikan, itu bersifat sukarela,’’ pungkasnya. (fit)