Mataram (Suara NTB) – Kantor Staf Presiden Republik Indonesia melakukan kunjungan ke Universitas 45 Mataram pada Jumat (26/4). Kegiatan ini dilakukan guna memenuhi tugas Kantor Staf Presiden dalam mendokumentasikan dan menyebarluaskan dampak-dampak kebijakan pemerintah pusat di daerah. Salah satu kebijakan daerah yang ingin didokumentasikan dan disebarluaskan yaitu kebijakan tentang Kesetaraan Hak Bagi Penyandang Disabilitas yang tetuang dalam UU No. 8 Tahun 2016.
Sebagai salah satu universitas swasta di Lombok, Staf Presiden memberikan apresiasi karena menjadi universitas progresif yang merangkul teman-teman disabilitas. Sunarman Sukamto selaku Tenaga Ahli Madya Kedeputian V Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu Politik, Hukum, Pertahan, Keamanan dan HAM Strategis menyampaikan apresiasinya.
“Universitas 45 Mataram menjadi salah satu Perguruan Tinggi yang sangat progresif. Secara konsisten menerima peserta didik sudah tiga tahun ajaran terakhir dan terdapat beragam penyandang disabilitas,” tuturnya saat ditanyai Suara NTB pada Jumat (26/4).
Universitas 45 Mataram telah memiliki 23 mahasiswa penyandang disabilitas yang terbagi menjadi penyandang disabilitas fisik dan sensorik. Kekaguman tersebut bertambah karena Universitas 45 sendiri tidak membatasi akses pendidikan bagi para penyandang disabiltas. Tidak terbatas usia dan keadaan fisik, para dosen dan lingkungan sekitar juga turut merangkul para penyandang disabilitas.
Selain itu, kunjungan ini juga sebagai bentuk dukungan untuk mencarikan beasiswa bagi para penyandang disabilitas yang terbagi menjadi biaya hidup dan biaya pendidikan. “Dukungan berikutnya dicarikan beasiswa ke pemerintah pusat, yaitu ADik (Afirmasi Pendidikan). Yang mana beasiswa pemerintah pusat mencakup dua komponen. Yang pertama biaya hidup dan biaya kuliah yang langsung ditranfer ke teman-teman mahasiswa disabiltas. Yang kedua komponen biaya kuliah yang langsung ditransfer ke pihak kampus,” sambungnya.
Program ini bertujuan untuk mendukung perkuliahan mahasiswa dengan beragam disabilitas seperti tuna daksa, tuna rungu, dan tuna netra.
Rektor Universitas 45 Mataram, Ismak Subardan, S.Pd., MH mengutarakan perasaan senangnya mendapat kunjungan dari Staf Presiden Republik Indonesia. “Alhamdullilah bersyukur ya. Jadi Universitas 45 Mataram ini kunjungan yang kedua secara resmi,” ujarnya.
Ia juga mengatakan alasannya merangkul para peserta didik dari berbagai disabilitas. “Kami punya filosofi, pendekatan yang kita gunakan itu adalah memandang bahwa manusia itu adalah sebuah jiwa. Artinya kita tidak memandang ada perbedaan, kita menghargai setiap jiwa. Kita harus ramah dan support keterbatasan yang ada,” jelasnya.
Asim Barnas salah satu mahasiswa tuna daksa memberikan apresiasi kepada Kantor Staf Presiden RI dan Jokowi. “Wah, kita sudah menyampaikan aspirasi dan apresiasi kita kepada Kepemerintahan Pak Jokowi bagaimana di era pak Jokowi, masalah pendidikan untuk disabilitas terutama benar-benar diperhatikan,” Asim menjelaskan dengan senyuman.
Kunjungan ini kemudian disambut baik oleh mahasiswa dan menjadi pemacu semangat mereka untuk tetap melanjutkan pendidikan. Harapannya, dengan adanya kunjungan dan kebijakan seperti ini, para penyandang disabiltas memiliki kesempatan dalam mendapatkan akses pendidikan yang sama dengan orang-orang normal lainnya. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi motivasi bagi para penyandang disabilitas lainnya untuk harus memiliki cita-cita dan pendidikan yang tinggi. (glo)