Amilan Hatta *)
Beberapa waktu lalu Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Kemendikbudristek, Yuswardi mengatakan, guru harus bisa efektif memberikan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan berdampak pada daya serap anak.
“Maka dari itu saya harap Platform Merdeka Mengajar ini dapat memberi fasilitas yang dapat digunakan guru untuk mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan,” kata Yuswardi, dalam Silaturahmi Merdeka Belajar bertema ‘Belajar, Mengajar, dan Berkarya bersama Platform Merdeka Mengajar’, dikutip dari siaran pers resmi Kemendikbudristek, pada Februari tahun 2022.
Ada banyak respon dari kalangan pendidik menanggapi pernyataan Direktur Yuswardi tersebut. Di antaranya, guru SMP Muhammadiyah 2 Tepus, Yogyakarta, Susilo Windriyatno, mengakui bahwa para guru dapat melihat referensi dan mengambil inspirasi dari guru-guru lain. Tidak hanya itu, para guru juga dapat mengambil aksi nyata dari bebagai modul ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hingga asesmen yang tersedia dalam platform.
“Saya memakai asesmen diagnostik di Platform Merdeka Mengajar. Saya ingin tahu sejauh mana anak-anak paham materi yang saya sampaikan. Apakah saya perlu mengulang lagi, atau saya bisa lanjutkan materi saya. Nah, asesmen ini memberi kita umpan balik tentang pemahaman siswa, karena ketika siswa selesai mengerjakan isian di platform ini, otomatis akan ada umpan balik untuk guru,” tutur Susilo.
Ia dapat mengetahui, apakah siswa sudah cakap, perlu intervensi khusus, atau sudah mahir, semuanya diinformasikan. “Ini benar-benar membantu saya memetakan kemampuan anak-anak saya, sehingga saya bisa memberi pembelajaran sesuai kemampuan siswa-siswa saya,” terang Susilo seperti dikutip dari medcom.id Februari 2022.
Susilo juga mengakui banyak video inspirasi di Platform Merdeka Mengajar yang membuatnya tambah semangat mendidik. Ada juga fitur pelatihan mandiri yang sangat bermanfaat.
“Di sini, saya bisa berlatih sendiri, di mana pun, kapanpun, tanpa terhalang tempat dan waktu. Saya belajar apa itu pendidikan yang memerdekakan, bagaimana caranya mempraktikkan Kurikulum Merdeka, dan lain-lain. Platform ini sangat nyaman dan mudah digunakan. Semoga bapak dan ibu guru dapat mengikuti jejak-jejak kita belajar secara mandiri,” tutur Susilo.
Diakui Susilo, dirinya yang dulu harus membuat RPP terlebih dahulu sebelum mengajar, kini dapat mengakses materi-materi RPP yang tersedia di Platform Merdeka Mengajar. “RPP bisa kita modifikasi sesuai keadaan di sekolah kita,” ucap Susilo.
Samuel Kuriake Balubun dari SMA Negeri 5 Tual, Maluku, mengakui Platform Merdeka Mengajar sangat penting dan bermanfaat dalam pelaksanaan layanan belajar di sekolah. “Karena di platform ini tersedia berbagai jenis modul ajar yang bisa dimanfaatkan para guru untuk mengembangkan pembelajarannya,” ucap Samuel.
Senada dengan Samuel, Windarmansyah dari SMK Negeri 01 Palembang, Sumatera Selatan, mengatakan dirinya banyak mendapatkan ilmu baru. “Terutama untuk menyampaikan materi pembelajaran pada siswa dengan menggunakan Profil Pelajar Pancasila,” ucap Windarmansyah seperti dilansir dari medcom.id.
Guru SD Negeri Jarit 01, Lumajang, Vivi Wahyuni, mengamini hal tersebut. Ia merasakan platform ini sangat bermanfaat bagi dirinya yang sibuk mengajar sekaligus mengurus rumah tangga.
“Biasanya kita guru-guru itu kebanyakan waktunya penuh ya di sekolah. Di rumah sudah capek, mau buka laptop ini bagaimana, pokoknya ruwet, apalagi ibu-ibu seperti saya. Dengan Merdeka Mengajar, kita tinggal pegang telepon genggam saja, kita bisa menonton video inspirasi, bisa melihat inovasi guru lain, yang kalau memang cocok, bisa langsung kita gunakan,” terang Vivi.
Menurut Vivi, terkadang guru membutuhkan referensi untuk memahami pembelajaran yang memerdekakan. Bagaimana agar siswa mengalami pembelajaran yang tidak tebas rata, yang berdasarkan kemampuan siswa masing-masing.
“Kami membutuhkan sesuatu yang setidaknya dalam genggaman. Platform ini sangat lengkap, ada buku buat gurunya, ada buku buat muridnya. Kita tinggal comot saja,” ucap Vivi menceritakan pengalamannya.
Menurutnya, para guru dapat mengambil apapun yang ada di modul-modul pada Platform Merdeka Mengajar, kemudian kita sesuaikan dengan kemampuan siswa kita. “Jika ada pelajaran yang tidak kita mengerti, kita bisa lihat inovasi guru lain. Kalau cocok, bisa kita terapkan langsung bagi kelas kita,” ucap Vivi.
Membaca pengalaman dan testimoni para guru di atas, semakin menegaskan bahwa Platform Merdeka Mengajar telah menjadi daya tarik bagi guru-guru di seluruh wilayah nusantara. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyebutkan sebanyak 1,2 juta pendidik telah manfaatkan platform Merdeka Mengajar. Merdeka Belajar adalah kanal bagi guru-guru untuk belajar, untuk mengajar, dan untuk berkarya serta mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.
“Terima kasih untuk lebih dari 1,2 juta pendidik sudah mengakses dan saling berbagi materi di platform Merdeka Mengajar,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulisnya di berbagai media seperti dikutip oleh penulis di medcom.id.
Selain itu, sebanyak 3,2 juta pendidik dan dinas pendidikan di seluruh Indonesia telah mengakses berbagai platform teknologi dengan akun belajar.id. Mendikbudristek menyampaikan terima kasih kepada 714.000 mahasiswa, 2.600 perguruan tinggi, 2.700 mitra industri, dan 43 ribu praktisi yang telah berkolaborasi untuk mewujudkan terobosan Mereka Belajar Kampus Merdeka.
Lebih dari itu, Nadiem juga berterima kasih kepada para pelopor yang telah percaya dan mulai memanfaatkan setiap ekosistem teknologi yang dibangun Kemendikbudristek.
“Sebanyak 364.000 sekolah telah memanfaatkan terobosan teknologi Kemendikbudristek untuk menghadirkan transformasi pembelajaran yang menyeluruh bagi peserta didik,” kata dia.
Pada platform Rapor Pendidikan, lebih dari 100.000 satuan pendidikan telah mengidentifikasi capaian hasil belajar peserta didik hingga iklim keamanan sekolah. Penggunaan platform Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) dan Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah) juga telah dilakukan oleh lebih dari 200.000 satuan pendidikan dalam mengelola anggaran dan pengadaan yang transparan.
Aplikasi itu membantu sekolah-sekolah kita melakukan penganggaran, pengadaan, dan pelaporan dana pendidikan secara efisien dan akuntabel. Dalam implementasinya, kata Nadiem, banyak pihak yang diajak berusaha keras untuk beradaptasi dan keluar dari zona nyaman untuk berubah.
“Ini adalah sebuah langkah berani para pelopor kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan, para penggerak Merdeka Belajar,” kata dia.
Nadiem mengapresiasi capaian tersebut. Ia menilai teknologi telah membantu menggerakkan langkah bersama untuk mengakselerasi transformasi pendidikan. Namun, ia menyadari bahwa masih banyak yang harus disempurnakan.
*) Direktur Eksekutif Lembaga Analisis dan Kajian Kebudayaan Daerah (LINKKAR)