Mataram (Suara NTB) -Prestasi membanggakan di bidang akademik diraih oleh Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana. Gelar doktor dengan judul desertasi “Rekonstruksi Tugas dan Wewenang Wakil Kepala Daerah Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia.” diraih dari Fakultas Hukum Universitas Mataram. Judul desertasi diangkat dari pengalamannya menjadi wakil walikota dua periode.
Mohan Roliskana lahir pada 16 November 1972. Ia menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN 3 Mataram tahun 1985. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Mataram pada 1988. Selanjutnya, menamatkan sekolah menengah atas di SMAN Ampenan tahun 1991.
Usai menamatkan masa putih abu-abu, ia langsung menempuh pendidikan di perguruan tinggi Universitas Atma Jaya, Yogyakarta mengambil jurusan Ilmu Komunikasi tahun 1998. Setelah menamatkan perguruan tinggi, ia langsung bekerja sebagai Account Executive PT. Danamas, Surabaya. Setahun menjalani karier di perusahaan swasta, Mohan diminta kembali ke kampung halaman untuk mengikuti seleksi calon pegawai negeri.
Profesi sebagai abdi negara ini, sebenarnya tidak diharapkan, karena ia lebih senang berkarier di perusahaan swasta. Sebagai anak sulung, Mohan tidak bisa menolak keinginan ibundanya. Lantas, ia langsung mengikuti seleksi CPNS dan mulai mengabdi sejak tahun 1999 sampai 2010. Jabatan terakhirnya sebelum maju pada kontestasi politik di tahun 2010 sebagai Kepala Bidang Perijinan Reklame dan Dekorasi pada Kantor Pertamanan Kota Mataram.
Mohan tidak ingin mendompleng popularitas ayahnya H. Moh. Ruslan (alm) yang sebelumnya menjabat sebagai Walikota Mataram. Modalnya maju mendampingi H. Ahyar Abduh (alm) cukup banyak. Sejak di bangku kuliah, ia aktif berorganisasi sebagai pengurus Keluarga Pelajar Mahasiswa Yogjakarta tahun 1993-1994.
Di luar kampus, Mohan juga menjabat sebagai Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Mataram sejak tahun 2002-2005. Selanjutnya, ia terpilih sebagai Ketua DPD KNPI dua periode sejak tahun 2005-2011.
Pendiri dan Pembina Lombok King Riders Club. Ketua Harian Persatuan Tinju Indonesia 2007-2017, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatul Ummah Mataram mulai 2006-sekarang.
Keberhasilnya mengurus organinasi sejak kuliah, di luar pemerintah maupun partai politik, akhirnya ia terpilih sebagai Wakil Walikota Mataram mulai tahun 2010-2015.
Beban di pundak selama lima tahun, justru tak menghalangi diri menduduki posisi strategis di partai maupun organisasi. Salah satunya menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Mataram, Ketua KONI Mataram tahun 2011-2015, Ketua PMI Kota Mataram sejak tahun 2011-2016, Ketua Umum Bakorpin 2014-2018. Ketua PSSI NTB tahun 2009-2014. Ketua AMPG mulai tahun 2010-2015, Ketua DPD Partai Golkar Kota Mataram
Pada Pilkada tahun 2014, ia kembali maju berpasangan dengan H. Ahyar Abduh (alm) atau AMAN jilid 2. Pasangan AMAN (Ahyar-Mohan) menang telak dari pasangan Salman-Jana Hamdiana.
Dua periode menjadi wakil walikota dengan keterbatasan kewenangan, Mohan tak ingin berada di zona nyaman dalam jabatannya. Komunitas cinta mentaram didirikan dengan berbagai aktivitas sosial. Aksi sosial ini memantik semangat dan rasa kecintaan anak-anak muda di Kota Mataram, untuk melahirkan ide-ide cemerlang.
Di akhir masa jabatannya sebagai wakil walikota, Mohan cukup mudah mencalonkan diri sebagai Walikota Mataram. Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Mataram, ia tidak kesulitan mencari dukungan. Berbekal sembilan kursi di parlemen sudah cukup untuk maju.
Berpasangan dengan TGH. Mujiburrahman, pasangan Harum (Mohan-Mujib) terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Mataram periode 2020-2025.
Perjuangan suami dari Hj. Noviani Danar Kinnastri itu tak berhenti sampai di sini saja. Ia terpilih sebagai Ketua DPD Partai Golkar NTB secara aklamasi.
Selama karier politiknya, Mohan mendapatkan penghargaan sebagai tokoh muda pembaharu di bidang kesehatan dan lingkungan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional 2011 dan atas prakarsa serta upaya nyata dalam menciptakan wajah kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat diberikan oleh Aliansi Indonesia Sehat pada 14 November 2011.
Selanjutnya, penghargaan Manggala Karya Kencana diberikan oleh BKKBN Pusat 30 Oktober 2011. Man of The Year 2014 diberikan oleh Yayasan Penghargaan Indonesia pada 21 November 2014.
Terakhir, penghargaan bakti koperasi dan UKM dari Menteri Koperasi dan UMKM.
Pengalamannya dua periode menjadi Wakil Walikota Mataram mendampingi H. Ahyar Abduh (alm) menjadi landasannya mengangkat judul desertasi tersebut. Dari hasil penelitian dan perjalanan kariernya selama 10 tahun menjadi wakil walikota diangkat sebagai karangan akademik, sehingga diharapkan menjadi referensi bagi negara (pemerintah pusat,red) untuk mengungatkan peran wakil kepala daerah. (cem/*)