Mataram (Suara NTB)- Rencana persiapan pembangunan Global Hub atau Bandar Kayangan di Lombok Utara pernah memiliki progres yang bagus di tahun 2014 hingga 2017 lalu. Namun rencana mega investasi ini perlahan tenggelam oleh dua bencana yang muncul yaitu gempa Lombok tahun 2018 dan pandemi Covid-19 tahun 2020.
Kini, dua bencana tersebut sudah dilewati. Founder atau CEO PT. Diamar Mitra Kayangan Prof. Dr. Son Diamar sebagai pihak swasta yang sangat bersemangat mewujudkan konsep besar kota baru ini kembali mengajak Pemprov NTB untuk membangun aksi guna memulai investasi Global Hub.
Son Diamar secara khusus memberikan pemaparan di momentum Musrenbang Provinsi NTB yang berlangsung tanggal 24 – 26 April kemarin. Salah satu usulan konkretnya yaitu mengajak Pemprov NTB membentuk tim percepatan atau tim persiapan pembangunan yang anggotanya terdari dari beberapa pihak, termasuk di dalamnya ada Son Diamar.
Tim inilah yang akan melakukan komunikasi dan lobi-lobi kepada investor besar dunia yang akan diajak bekerjasama. Sebab kolaborasi antara pemerintah daerah dengan dunia usaha akan memberikan keyakinan yang lebih bagus kepada calon investor.
“Kedepan kita bentuk tim persiapan, sehingga saat ke luar negeri, kami ini di-up oleh pemda. Sebab kalau hanya swasta yang datang agak kurang. Namun jika ada pemerintah yang didukung oleh terbitnya PP, Perpres dan ada tim di daerah, pasti akan kencang,” kata Son Diamar saat memberikan pemaparan di Musrenbang tersebut.
Son Diamar kembali membeberkan alasan mengapa Global Hub ini sangat penting dan sangat potensial untuk dikembangkan kedepan. Pertama yaitu kawasan maritim Indonesia dilewati oleh 45 persen kapal-kapal dunia. Salah satu kawasan yang paling penting adalah Selat Lombok, dimana sekitar 100 kapal besar melintasi selat ini setiap hari dengan tujuan negara-negara Eropa, Jepang dan lainnya.
“Berdasarkan penelitian, lokasi terbaik untuk membuat internasional Hub adalah Lombok. Itu atas usul maritim dunia. Lombok itu highway dunia di masa depan. Saya dapat lokasinya di KLU yang lahannya terlalu subur, namun lautnya dalam,” katanya.
Di perairan utara Lombok terdapat lautan yang dalam, sehingga sangat cocok sebagai lokasi Bandar internasional tempat transitnya kapal-kapal besar dengan panjang sampai 500 meter dan kapasitas container mencapai 10 ribu unit. Lombok Utara menjadi sangat potensial lantaran di Indonesia, tak ada kawasan lain yang mendukung pengembangan Global Hub secara ideal.
“Pelabuhan-pelabuhan strategis ini akan menampung ekspor impor di wilayah Indonesia Timur, termasuk Surabaya. Nanti kapal-kapal besar bisa mengakut barang dari Lombok langsung ke Jepang dan Eropa. Artinya butuh kawasan industri, dengan luas 2000 hektare dan membutuhkan tenaga 200 ribu orang,” imbuhnya.
Ia mengatakan, rencana pembangunan Global Hub telah memiliki bekal berupa peraturan pemerintah (PP) yang ditandatangani oleh tujuh oang menteri dan Peraturan Presiden (Perpres). Sehingga pengembangan kawasan ini sudah menjadi perencanaan milik negara, bukan lagi ansih swasta. Dengan demikian, Global Hub harus terus masuk dalam RPJP dan RPJM daerah.
Di tahun 2018 kata Son Diamar, pihaknya pernah akan menandatangani pinjaman sebesar Rp4,5 triliun untuk membangun kawasan Global Hub untuk tahap awal. Namun bencana gempa yang terjadi di tahun itu membatalkan semua rencana tersebut.
Begitu juga sebelum pandemi, investor asal Korea yaitu PT. Sungdong Industry Group bersedia membangun kalangan kapal terbesar dunia di sana dengan jumlah serapan tenaga kerja sekitar 200 ribu orang. Namun rencana ini batal karena pandemi melanda dunia di tahun 2020.
“Pernah teken MoU dengan pak gubernur juga, namun covid datang, tertunda lagi. Mitra saya yang menjadi penjamin uang pinjaman juga meninggal karena Covid” katanya.
Sementara itu Kepala Bappeda NTB Dr. H Iswandi M.Si mengatakan, rencana pembangunan Global Hub ini sudah banyak study yang mendukung betapa pentingnya kawasan ini untuk dikembangkan kedepan. Sehingga diperlukan akselerasi untuk mewujudkan rencana besar yang sudah diinisiasi selama belasan tahun tersebut.
“ Yang saya catat dari Pak Son Diamar, ini perlu akselerasi. Kemudian tim pecepatan akan ditingkatkan menjadi tim pembangunan,” katanya.(ris)