Mataram (Suara NTB)-Pengiriman hewan ternak dari Provinsi NTB ke wilayah Jabodetabek menjadi aktivitas usaha yang telah berlangsung sejak lama. Terlebih menjelang hari raya Kurban tahun ini, pengiriman ternak yang umumnya dari kabupaten Bima dilakukan secara rutin. Namun karena keterbatasan kapal khusus pengangkut ternak, maka pengusaha tetap memilih jalur darat untuk pengangkutannya.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB H. Lalu Muhammad Faozal mengatakan, pemerintah sebenarnya sudah menyediakan fasilitas pengangkutan berupa tol laut ternak yaitu dengan menggunakan kapal Cemara Nusantara 6 dan Cemara Nusantara 8. Namun kendalanya yaitu kapasitas muat kapal ini hanya 500 ekor ternak. Sementara di satu sisi, kebutuhan pengusaha sekali pengiriman sampai ribuan ekor.
“Itulah persoalannya. Sehingga solusinya pengiriman dengan menggunakan truk tronton menggunakan kapal laut penumpang, bukan kapal khusus ternak,” kata Lalu Muhammad Faozal kepada wartawan kemarin.
Ia mengatakan, para peternak atau pengusaha lebih memilih menggunakan jalur darat atau kapal penumpang menuju Jawa Timur karena tak ada opsi lain. Sebab kapal khusus ternak yang disediakan pemerintah memiliki kapasitas yang terbatas.
Meskipun pengiriman dengan menggunakan kapal penumpang ini kadang memunculkan keluhan dari pengguna kapal, namun karena tak pilihan lain, kegiatan tersebut masih berlangsung sampai sekarang.
“Kami sudah meminta (tambahan kapal khusus ternak-red), namun negara hanya punya empat unit kalau tak salah. Namun kebutuhannya dia ke Balikpapan, kemana-mana kapal Cemara Nusantara itu,” terangnya.
Faozal mengatakan, agar tidak terulang kasus pengiriman sapi dengan jumlah berlebih ke Jabodetabek seperti tahun lalu, maka pihaknya bersama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB membatasi kuota hewan kurban yang boleh dikirim ke Jabodetabek.
Sistem pengirimannya pun dilakukan secara bertahap agar tak menumpuk di Pelabuhan penyeberangan. Sebab hewan ternak yang dikirim ke Jabodetabek menggunakan kapal penumpang rute Gili Mas Lembar – Tanjung Wangi. “Kita cicil, tak terjadi penumpukan kok. Ada 20 atau 30 ekor sehari naik” katanya.
Sebelumnya, Kepala Disnakeswan Provinsi NTB Mohammad Riadi mengatakan, mengenai kuota pengiriman sapi NTB ke luar daerah cukup besar. Sebagai contoh dari Kabupaten Bima sekitar 16.000. Namun, sekarang ini sudah keluar sekitar 10.000 ekor dan tersisa 5 ribu ekor lebih. Sejak Idul Fitri sudah banyak yang diberangkatkan ke Jabodetabek, sehingga sekarang ini tidak lagi terjadi penumpukan di Pelabuhan Gili Mas.
“Makanya penumpukan kecil kemungkinan terjadi kalau disiplin pelaku usaha mengirim ternak ke luar daerah sesuai jadwal,” terangnya.
Riadi menyebut, Pemprov NTB menetapkan kuota hewan kurban sebanyak 54.900 ekor yang dikirim ke luar daerah pada 2024. Dalam hal ini, pihaknya menegaskan tidak ada tambahan kuota lagi, meskipun ada permintaan dari pengusaha yang akan mengirim sapi potong untuk kebutuhan hewan kurban ke luar NTB.
“Tidak ada tambahan kuota hewan kurban. Karena kuota yang kita terbitkan itu adalah kuota maksimal. Makanya kita nggak bisa lagi memberikan tambahan kuota lagi,” tegasnya. (ris)