Sumbawa Besar (Suara NTB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa, mengaku hingga saat ini belum menerima adanya laporan dari desa yang meminta pendistribusian air bersih meski di beberapa sumber mata air mulai menyusut.
“Memang beberapa wilayah airnya mulai menyusut akibat kemarau, tapi kondisinya belum begitu parah sehingga belum ada wilayah yang meminta pendistribusian air bersih,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik, Rusdianto kepada wartawan, Selasa 7 mei 2024.
Meski demikian, pihaknya tetap akan melakukan pemantauan ke beberapa wilayah yang rawan terdampak kekeringan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan khususnya kekurangan air bersih untuk kebutuhan masak dan mandi.
“Khusus untuk dasarian ini masih belum ada yang meminta pendistribusian air bersih, kita masih belum tahu untuk dasarian kedua dan ketiga nanti,” ucapnya.
Dia pun meyakinkan, siklus musim kemarau ini hampir terjadi setiap tahun dan pola antisipasi juga sudah disiapkan oleh pemerintah. Pihaknya pun memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan hingga bulan Juli hingga bulan Agustus mendatang.
“Memang belum ada permintaan air bersih, tetapi hasil pantauan di lapangan beberapa sumber mata air yang mulai berkurang meskipun belum masuk kondisi kritis,” sebutnya.
Ia menambahkan, adapun wilayah yang masuk dalam kategori rawan terjadi bencana kekeringan yakni bagian utara Pulau Sumbawa. Bahkan saat ini tercatat ada sekitar 40 desa yang diprediksi terdampak kekeringan sesuai dengan kondisi tahun sebelumnya.
“40 desa itu tahun lalu yang kita distribusikan air bersih, kalau untuk tahun ini kita belum tahu karena belum ada permintaan,” tutupnya. (ils)