Selong (Suara NTB) –Petugas KB pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur (Lotim) kesulitan mencari dan mendapatkan Akseptor Keluarga Berencana (KB) pria. Target yang telah ditetapkan setiap tahun susah dicapai.
“Memang sangat sulit sekali dapatkan peserta KB pria ini,” ungkap Kepala Dinas DP3AKB Lotim, H. Ahmat, kepada Suara NTB, usai pertemuan daring dengan Kepala BKKBN RI melalui zoom meeting yang dirangkai dengan acara Bhakti Sosial Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Klinik Fakhira, Sakra Barat, Rabu 8 Mei 2024 lalu.
Pria yang mau ikut KB ini adalah mereka yang sudah memiliki kesadaran tinggi. Sudah merasa kerepotan karena terlalu banyak anak. Dikatakan KB itu tidak mesti perempuan. KB harus ada Pengarusutamaan Gender. “Nanti kita akan bentuk kelompok akseptor pria, dan ini luar biasa,” ungkapnya.
Menurut H. Ahmat, kesulitan KB pria ini karena persoalan gender. Anggapan pria, cukup wanita yang KB. Melalui gerakan pengarusutamaan gender, maka akseptor KB pria juga harus digenjot.Interpretasi pria menyebut diri sebagai tulang punggung keluarga, sehingga susah untuk bisa ikut KB. Bagi pria, jenis KB yang pas adalah MOP (Metode Operasi Pria). “Kan kondom banyak yang tidak mau,” ungkapnya.
MOP ditarget 32 orang. Jumlah ini diakui sangat kecil jika dilihat jumlah pasangan usia subur di Lotim. Harapannya, target tersebut bisa tercapai.Ia menjelaskan, pasca memasang MOP, butuh waktu istirahat tiga hari. Setelah itu dipersilakan beraktivitas seperti semula. Penggunaan metode kontrasepsi ini pun bisa dilepas kapan saja. “Misalnya ingin punya anak kembali tinggal dilepas,” demikian. (rus)