Tanjung (Suara NTB)- Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,5 SR yang berpusat di Barat Daya Lombok Utara pada Selasa 14 mei 2024 membuat warga Lombok Utara panik. Trauma akibat gempa 7.0 SR pada 2018 silam membuat warga berhamburan menyelamatkan diri. Tak terkecuali pasien dan keluarga pasien di RSUD Kabupaten Lombok Utara.
Informasi yang diperoleh koran ini menyebutkan, pasien dan keluarganya spontan keluar dari ruang perawatan dan rawat inap. Sebagian pasien harus menggotong sendiri alat infus yang terpasang pada tubuhnya. Begitu pula pasien yang berada di bed perawatan, digeret keluar oleh keluarga pasien maupun bantuan petugas medis.
Kasi Humas RSUD KLU, Agus Ibrahim, S.I.Kom., mengakui trauma psikis akibat gempa 2018 membuat keluarga pasien dan pasien mengambil keputusan keluar dari ruang perawatan. Saat gempa terjadi, warga seketika berhamburan karena khawatir gempa akan berlangsung lama. Mereka juga khawatir akan munculnya gempa susulan. “Saat gempa maupun pascagempa, pasien secara keseluruhan berada di area luar RSUD. Manajemen langsung mengarahkan pasien di tempat-tempat yang aman di halaman rumah sakit maupun area luar ruangan,” ungkap Agus.
Ia mengakui, tidak sedikit pasien yang berada di atas bed perawatan memilih pindah ke lorong-lorong RSUD. Bahkan, sebagian besar pasien berada di titik kumpul di luar gedung. “Setelah sekitar 2 jam kemudian, kita langsung mengarahkan pasien dan keluarganya masuk. Beberapa sudah masuk dan beberapa yang lain masih harus diedukasi. Karena ternyata, pihak keluarga dan pasien merasakan trauma psikis akibat kejadian 2018,” ucapnya.
“Hingga sore jelang malam, alhamdulillah sudah kondusif. Semua pasien sudah semuanya masuk ke ruang perawatan,” demikian Agus. Sementara di tempat lain, di Dusun Jambianom, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, dilaporkan bahwa salah satu infrastruktur fisik milik warga rusak akibat gempa. Kepala Desa Medana Lalu Didik Indra Cahyadi kepada wartawan via telpon mengakui, laporan kerusakan yang ia terima di Desa Medana berupa 4 unit bangunan rusak ringan dan satu unit dapur.
“Dapur yang roboh itu milik Pak Sulaiman. Sementara, ada 4 rumah warga rusak ringan seperti jatuh genteng saja di BTN Harmony Tanjung,” ucapnya. Kejadian gempa yang berlangsung di KLU langsung dilaporkan oleh BPBD KLU kepada pihak atasan, baik kepada Pemprov NTB maupun kepada Kepala BNPB di Jakarta. Kalak BPBD KLU, H. M. Zaldy Rahadian, ST., mengatakan gempa bumi terjadi pada Selasa (14/5) berlangsung sekitar pukul 16.11 WITA. Lokasi epicentrum gempa berada di 8.40 LS, 116.03 BT, 15 KM Barat Daya Lombok Utara, pada kedalaman 10 KM. “Jenis dan penyebab gempa masih dalam proses analisa BMKG,” ucapnya.
Terhadap laporan kerusakan fisik, Zaldy menyebut bahwa sampai berita ini diturunkan dampak kerusakan hanya berlaku pada 1 unit bekas dapur yang lama tidak di pergunakan oleh pemilik. Pascakejadian, pihak TRC dibantu Kepala Lingkungan setempat langsung melakukan pemantauan secara menyeluruh guna mengetahui potensi kerusakan lain. Sementara kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa, luka-luka ataupun sampai terjadi evakuasi.
Sehingga tidak ada kebutuhan mendesak yang harus disiapkan oleh BPBD kepada warga. “Upaya koordinasi tetap kita lakukan dengan BPBD Kabupaten/Kota dan BMKG. Kita juga melakukan pelaporan secara cepat kepada instansi di Provinsi sampai pusat,” tandas Zaldy. (ari)