spot_img
Kamis, Desember 12, 2024
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMPemanfaatan Teras Udayana Belum Maksimal

Pemanfaatan Teras Udayana Belum Maksimal

KETUA Komisi II DPRD Kota Mataram, Herman, A.Md., menyoroti pemanfaatan teras wisata Udayana yang dinilai belum maksimal. ‘’Teras Udaya belum maksimal dimanfaatkan oleh masyarakat dan juga OPD terkait seperti Dinas Pariwisata yang menjadi leading sektornya,’’ katanya kepada Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Selasa 21 Mei 2024.

Herman melihat selama ini hanya event-event pemerintah yang diselenggarakan di Teras Udayana. ‘’Gelar nonton bareng itu bagus. Itu salah event yang memang perlu digalakkan. Tidak hanya untuk final sepakbola, tapi banyak event-event olahraga lain yang juga bisa selenggarakan di sana,’’ terangnya.

Yang paling penting adalah bagaimana memberikan hiburan kepada masyarakat secara gratis, tetapi multiplier effect nya besar. ‘’Nanti kan Udayai ramai, pedagang sedang. Artinya dampaknya besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat.

Menurut politisi Partai Gerindra ini, bahwa salah satu yang belum dilakukan pemerintah adalah bagaimana mensosialisasikan Teras Udayana itu kepada para stake holder. ‘’Ini kan banyak EO dan lain sebagainya,’’ imbuh Herman. Dia berharap, pemanfaatan Teras Udayana dapat dimaksimalkan. Jangan sampai anggaran besar untuk membangun Teras Udayana menjadi sia-sia.

Sebab, Teras Udayana banyak dimanfaatkan tidak sesuai peruntukkannya. Seperti menjadi tempat nongkrongnya anak-anak sekolah. Herman menyarankan kepada Dinas Pariwisata, bahwa untuk menghidupkan Teras Udayana, perlu digelar event tetap di akhir pekan.

‘’Weekend kan Sabtu Minggu, masyarakat pasti sangat ramai mengunjungi Udayana. Tetapi kan harus ada pilihan hiburan. Apalagi diberikan gratis kepada masyarakat, tetapi dampaknya akan sangat besar kepada masyarakat lain. Misalnya para pedagang. Herman yakin akan banyak sektor lain yang terdampak.

Untuk itu, kata anggota dewan dua periode ini, Dispar harus secara rutin menyelenggarakan kegiatan pertunjukan di sana. Seperti pertunjukan kesenian tradisional. Bila perlu, sambung Herman, weekend, tidak hanya diisi dengan kegiatan nonton bareng atau kegiatan olahraga. Tetapi juga pertujukan seni budaya.

Sehingga paling tidak ada inisiatif dari Dispar untuk menggelar pertunjukan layar kaca. ‘’Ya semacam layar tancap, tapi itu bisa memberikan opsi kepada tontonan bagi masyarakat. Tetapi itu kan bisa menggerakkan ekonomi sekitar,’’ demikian Herman. (fit)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO