Mataram (Suara NTB) – Investor dari Belanda dan Jepang tertarik mendalami peluang investasi ramah lingkungan solarcell di Lombok, setelah dipromosikan oleh Bank Indonesia. Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Winda Putri Listya mengatakan, akan melakukan pertemuan langsung dengan para investor tersebut di Amsterdam (Belanda), menyusul investor di Tokyo (Jepang).
Di Bank Indonesia, terdapat satu unit kerja yang disebut RIRU (Regional Investor Relation Unit) untuk mendorong investasi pada perkembangannya kelembagaan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong kegiatan ekspor dan kegiatan promosi pariwisata. Winda mengatakan, setiap bulan RIRU membuat presentation book. Isinya, terkait ekspor, projek investment , dan pariwisata.
“Presentation book ini yang kita bagi kemana mana. Sampai di luar negeri. Dari sekian banyak yang ditawarkan, investor itu tertarik hanya dua di Indonesia terkait renewable energy (energi terbarukan yang berasal dari sumber-sumber alamiah seperti sinar matahari, angin, hujan, geothermal dan biomassa), salah satu yang dipilih potensi solarcell di NTB,” kata Winda, Senin 27 Mei 2024.
Untuk menindaklanjuti ketertarikan investor tersebut, Winda mengatakan, mewakili kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, ia akan jemput bola ke Amsterdam. Bersama dengan perwakilan dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB, termasuk dari unsur PLN pusat. “Kita akan ketemu dengan para calon investornya di Amsterdam. Untuk memastikan secara detail. Mana lokasi-lokasi investasinya, berapa nilai investasinya, dan setiap lokasi siapa yang akan berinvestasi. Dan bagaimana mereka bisa menjual energi yang dihasilkan,” katanya.
Setelah dari Amsterdam, kegiatan yang sama juga akan dilakukan dengan investor-investor di Tokyo. Winda menegaskan, harus diketaui, Bank Indonesia tidak saja bicara tentang nilai tukar rupiah, ekspor impor, inflasi dan terkait lainnya. Bank Indonesia juga bicara tentang promosi investasi di dalam negeri.
Mengapa perlu di dorong arus investasi lebih banyak masuk? Menurutnya, investasi yang masuk akan berdampak kepada serapan tenaga kerja, dan ekonomi dalam konteks yang lebih luas. “Makanya, selain itu, kita juga terus mencari potensi investasi yang bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja. Agar dampaknya bisa lebih ngefek mendorong growth,” demikian Winda. Dengan upaya-upaya Bank Indonesia ini, diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah dan panjang di Provinsi NTB khususnya. (bul)