Mataram (Suara NTB) – PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (Nusra) melakukan kegiatan bersih-bersih pantai di Loang Baloq, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram sebagai rangkaian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup yang puncaknya pada Rabu , 5 Juni 2024.Kegiatan bersih pantai dilakukan Senin, 3 Juni 2024 oleh seluruh unsur PLN UIP Nusra, bekerjasama dengan Dinas LHK Provinsi NTB, dan unsur pemeritah Kelurahan Tanjung Karang. Kegiatan ini juga merupakan komitmen dari PLN UIP Nusra untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Sampah-sampah yang berserakan di pesisir Pantai Loang Baloq disisir bersama-sama. Terdiri dari sampah pepohonan, hingga sampah plastik yang notabenenya sampah kiriman dan bermuara di pantai Loang Baloq. Sampah-sampah tersebut kemudian dikumpulkan dalam kantong-kantong plastik besar untuk dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Julmansyah menyampaikan bahwa sampah mempunyai kontribusi besar untuk emisi, yang menghasilkan gas metan atau CH4 akibat dari sampah yang tidak terkelola.“Krisis iklim ini, pelan-pelan tapi sudah nyata terjadi,” katanya.
Ia mengatakan , Indonesia mempunyai kewajiban untuk menurunkan 43% besaran emisi. Kewajiban ini menjadi bagian dari NDC (National Determined Contributions) yang harus bersama-sama ditangani oleh pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.
Saat ini, Provinsi NTB belum menjadi wilayah darurat sampah karena pengelolaan sampahnya masih terkendali. Per harinya, NTB menyumbang sekitar 2.700 ton sampah dan yang berhasil ditangani sekitar 52%. Produksi sampah di Kota Mataram dan Lombok Barat yang masuk ke TPA sekitar 300 ton. Sisanya dibuang ke sungai, jambatan, pinggir kali dan bermuara di laut.
DLHK Provinsi NTB terus bersinergi dengan PLN. Salah satunya dengan mendukung Co-firing yang dilakukan oleh PLN di PLTU Jeranjang. Meskipun tidak besar, namun hal itu menjadi bagian dari kontribusi penanganan sampah, sekaligus mengurangi emisi yang dihasilkan dari PLTU di Jeranjang. PLN memiliki komitmen kuat untuk melakukan upaya-upaya Co-firing, diantaranya di dua PLTU , Jeranjang dan Kerta Sari Sumbawa Barat.
Ia berharap, ada upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak untuk terus berkolaborasi, “Krisis iklim ini sudah terjadi, diproyeksikan ada peningkatan sekitar 1,3 hingga 1,5 derajat pertahun yang akan terjadi. Oleh karena itu, kita harus bersiap siap dari langkah kecil tapi lebih nyata, dan PLN berkontribusi untuk itu,” pungkasnya. (ulf)