spot_img
Rabu, September 11, 2024
spot_img
BerandaNTBSUMBAWAPrediksi BMKG, Sumbawa Dua Bulan Tanpa Hujan

Prediksi BMKG, Sumbawa Dua Bulan Tanpa Hujan

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Badan Meterologi, Klimatologi Geofisika (BMKG), Sumbawa memprediksi hari tanpa hujan (HTH) di sejumlah kecamatan akan berlangsung selama 31-60 hari yang terjadi selama 5-7 bulan kedepan.
“Secara klimatologis di Sumbawa diperkirakan puncak musim kemarau terjadi bulan Juli – Agustus dengan periode antara 5 hingga 7 bulan,” kata prakirawan pada BMKG Sumbawa, Titis Wicaksono, Kamis 6 Juni 2024.

Meskipun demikian, jumlah dan waktu di wilayah terdampak kekeringan tidak akan berlangsung sama. Hal itu terjadi tergantung dengan kondisi alamnya, namun rata-rata terjadi pada bulan Juli-Agustus.
“Meski HTH kita panjang, tetapi ada beberapa seperti kecamatan Lunyuk dan Labangka yang masih ditemukan curah hujan antara 1 hingga 20 mm,” ucapnya.
Seraya menambahkan, di puncak musim kemarau diprediksi suhu tertinggi mencapai 35,1 derajat celcius. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk bijak menggunakan air termasuk juga mengantisipasi bencana kebakaran.

“Karena saat ini sudah memasuki puncak musim kemarau, sehingga kami mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi terjadinya kebakaran,” jelasnya.
Berdasarkan data sebelumnya, di bulan Juni jumlah wilayah yang terdampak kemarau ada sekitar tiga wilayah. Yakni dari Lunyuk, Ropang, dan Lenangguar bagian selatan.
Di bulan Juli ada sekitar 17 wilayah, yakni Empang bagian utara, Plampang bagian barat, bagian utara Tarano, Lunyuk bagian barat. Maronge bagian utara, Lape, Lopok, Moyo Utara, Moyo Hilir, Moyo Hulu, Unter Iwes, Sumbawa, Rhee, Labuhan Badas, Buer bagian utara, Utan, dan Alas.

Di bulan Agustus, Alas, Buer bagian selatan, Batulanteh, Orong Telu, Moyo Hulu bagian barat. Selain itu ada juga Lenangguar bagian barat, Lenangguar bagian timur, Lantung, Maronge bagian Selatan, Plampang, Labangka, Empang bagian selatan, dan Tarano.
“Kebanyakan wilayah yang terdampak kemarau terjadi pada bulan Juli. Khusus untuk wilayah Kecamatan Sumbawa akan terjadi di bulan Juli,” ucapnya.
Ia menambahkan, pada puncak musim kemarau diprediksi suhu maksimum di wilayah tersebut mencapai 35,1-36 derajat celcius. Sehingga pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah karena panasnya akan sangat menyengat.
“Kita imbau masyarakat ketika puncak musim kemarau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, karena cuaca yang terjadi sangat ekstrem,” tukasnya. (ils)



RELATED ARTICLES
- Advertisment -




Most Popular

Recent Comments