Mataram (Suara NTB) –Monumen Mataram Metro diharapkan menjadi ikon baru di Kota Mataram, justru tidak jelas pemanfaatannya. Padahal, pengerjaan monumen dengan miniature mutiara di bagian atas menghabsikan anggaran miliaran. Pemkot Mataram kembali mengalokasikan dana pada anggaran pendapatan dan belanja (APBD) untuk penataan.
Catatan Suara NTB, Monumen Mataram Metro yang terletak di Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, mulai dibangun tahun 2015 dengan anggaran Rp1,5 miliar. Pemkot Mataram mengalokasikan anggaran secara bertahap untuk menyelesaikan bangunan tersebut. Di tahun 2017, proyek ini dikerjakan kembali dengan kontrak Rp1,86 miliar lebih dari pagu Rp2 miliar. Rekanan hanya menyelesaikan bagian struktur saja. Tahun 2018 kembali dialokasikan angggaran Rp1,5 miliar untuk menyelesaikan bagian atas. Proyek ini dikerjakan dengan nilai kontrak Rp1,28 miliar.
Saat itu, tim pengawal dan pengaman pemerintah dan pembangunan daerah (TP4D) merekomendasikan proyek ini harus segera rampung. Pemkot Mataram mengalokasikan anggaran Rp11 miliar untuk menuntaskan seluruh bagian fisik. Proyek lanjutan tahap ketiga dikerjakan dengan nilai kontrak Rp10,5 miliar.
Tidak berhenti sampai disana saja, di tahun 2023 kembali dialokasikan anggaran Rp500 juta untuk mengerjakan landscape monumen tersebut. Di postur anggaran 2024, kembali dialokasikan anggaran Rp400 juta untuk membangun kolam.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Lale Widiahning menjelaskan, Pemkot Mataram memiliki rencana untuk menuntaskan pengerjaan Monumen Mataram Metro dari rencana awal. Selanjutnya, di sekitar kawasan tersebut, akan ditata kembali terutama pembangunan rest area untuk pedagang agar tidak berjualan di Jalan BIL II. “Iya, memang ini masih menjadi PR kita,” kata Lale dikonfirmasi akhir pekan kemarin.
Konsep awal pembangunan Monumen Mataram Metro akan dibangun terowongan di bawah. Lale mengatakan, terowongan dari radius keliling monumen sebenarnya telah ada dalam rencana awal nantinya jalan itu akan tembus ke rest area. Pelaksanaannya harus menunggu keberpihakan anggaran di tahun berikutnya. Saat ini, anggaran banyak difokuskan untuk mensukseskan Pilkada 2024. “Mudah-mudahan nanti apa yang menjadi hajat Pak Wali kedepannya dapat diselesaikan,” ujarnya.
Dalam jangka pendek sambungnya, pembangunan air mancur dan semua penataan di radius tugu sudah selesai. Beberapa kritikan terhadap tidak jelasnya pemanfaatan monumen tersebut, padahal menghabiskan anggaran miliar.
Mantan Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kota Mataram menegaskan, kebijakan pemanfaatan berada di kepala daerah. Pihaknya hanya melaksanakan sesuai dengan arahan serta kebijakan anggaran pimpinan. (cem)