Lombok Utara (Suara NTB) – Tim Turtle Conservation Community (TCC) Nipah mencetak prestasi gemilang dengan meraih penghargaan Kalpataru 2024 untuk kategori Penyelamat Lingkungan. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, pada tanggal 5 Juni 2024 di Gedung KLHK. Ketua TCC Nipah, Fikriludin, menceritakan perjalanan panjang yang membawa mereka ke pengakuan prestisius dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas upaya mereka dalam melestarikan penyu di Pantai Nipah. Menurut Fikriludin, proses menuju prestasi ini dimulai sejak awal tahun 2016 ketika ia dan rekan-rekannya mulai peduli terhadap nasib penyu di kawasan tersebut.
“Dulu Pantai Nipah merupakan lokasi perburuan penyu, baik oleh penduduk lokal maupun orang luar. Melihat populasi penyu yang semakin menurun, kami termotivasi untuk mengambil tindakan,” ungkap Fikriludin. TCC Nipah berhasil melindungi tiga dari enam jenis penyu yang ada di Indonesia: Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), dan Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea). “Saat ini kami fokus pada ketiga jenis penyu tersebut karena itu yang ada di wilayah kami,” tambahnya.
Sebagai binaan CSR PT Pertamina Patra Niaga AFT BIL, TCC Nipah terus berinovasi dan melakukan berbagai kegiatan bermanfaat, seperti clean up dan penanaman terumbu karang secara berkelanjutan. Selain itu, TCC Nipah menjalin sinergi dengan berbagai stakeholder, termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), dan pemerintah daerah setempat. Bersama para mitra tersebut, TCC Nipah tidak hanya melawan perburuan ilegal tetapi juga berusaha menyelamatkan penyu yang sakit. “Terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah mendukung kami, terutama Pertamina Aviation Fuel Terminal BIL, BKSDA-NTB, DLHK, dan Pemda KLU.
Dukungan dari Pertamina telah membuka peluang bagi akademisi dan pelajar untuk melakukan penelitian dan wisata edukasi di wilayah kami,” jelas Fikriludin.Upaya konservasi yang dilakukan TCC Nipah memberikan dampak positif tidak hanya pada populasi penyu, tetapi juga pada sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat setempat. “Selama lima tahun terakhir, dampak yang dihasilkan sangat besar, terutama pada sektor pariwisata dengan jumlah kunjungan yang terus meningkat setiap tahunnya,” tambahnya.
Dengan fasilitas yang disediakan melalui bantuan CSR PT Pertamina Patra Niaga, TCC Nipah juga membuka ruang bagi akademisi dan pelajar untuk melakukan penelitian dan wisata edukasi. “Beberapa akademisi sudah melakukan penelitian di tempat kami,” tutup Fikriludin. Pencapaian ini membuktikan bahwa kerja keras TCC Nipah dalam menjaga lingkungan dapat menghasilkan prestasi yang membanggakan sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-14 tentang ekosistem lautan dan tujuan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. (wan)