Tanjung (Suara NTB)- Pemda Lombok Utara menyadari kisruh air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno akan berbuntut panjang bagi keberlangsungan pariwisata dan masyarakat setempat. Untuk itu, Pemda Lombok Utara mengambil langkah cepat dengan ikut terjun membantu mengurus izin pengeboran perusahaan mitra, PT. Tiara Cipta Nirwana (TCN) di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, SH., di ruang kerjanya. Kamis 13 juni 2024Â mengatakan Pemda sudah melakukan pertemuan dengan PT. TCN, PDAM, BKKPN Kupang, serta Pemdes Gili Indah kecamatan Pemenang. Dalam pertemuan disepakati kesimpulan bahwa Pemda akan ambil bagian untuk mempercepat proses izin pengeboran TCN di Kementerian KP.
“Persoalan air ini kita sudah sepakat, yang pertama, Pemda akan terjun langsung kaitan dengan pengurusan izin pengeboran gang dilakukan oleh PT. TCN,” ucap Djohan.
Di saat bersamaan, sambung Bupati, PT. TCN sesuai kewajibannya akan membersihkan limbah sedimentasi yang menutup area konservasi terumbu karang di area 1.660 meter persegi. Sebagai perusahaan mitra Pemerintah, TCN tidak hanya berkewajiban menyiapkan suplai air yang akan didistribusikan oleh PDAM, tetapi juga wajib ikut serta menjaga kelestarian lingkungan dalam jangka panjang.
Dalam rangka mengatasi persoalan air ini, Bupati mengajak seluruh elemen masyarakat, untuk tidak emosi menyikapi setiap masalah. Sebaliknya, semua pihak diajak untuk menjaga ketertiban dan keamanan, karena Lombok Utara adalah daerah pariwisata internasional. Khususnya Gili Indah dengan 3 pulau – Terawangan, Meno dan Air, daerah ini adalah satu kawasan spesial yang menggantung hajat hidup banyak masyarakat. Di 3 Gili, pendapatan tidak hanya diperoleh negara dan daerah, tetapi juga sumber pendapatan bagi masyarakat dan dunia usaha.
Djohan menegaskan, pihaknya akan berusaha agar aktivitas penyulingan TCN tidak ditutup karena akan menimbulkan dampak multiefek. Yang paling mengkhawatirkan, bagi dia, tentu saja “image” daerah dan negara karena isu krisis air bersih bisa menjadi isu pariwisata internasional.
Sikap senada ditunjukkan Pemda terhadap kisruh air bersih di Gili Meno. Bahwa, ditutupnya PT. BAL akan berdampak bagi masyarakat, dunia usaha maupun daerah.
“Di Meno ini kita masih komunikasi dengan TCN dan BAL. TCN kita harapkan ambil alih aset PT. BAL,” ujar Djohan.
Di sisi lain, adanya pertemuan antara Pemda, PDAM dengan BAL dan PT. Gerbang NTB Emas beberapa waktu lalu, Djohan mengakui belum mencapai kesepakatan apapun. Pemda juga belum mengambil kesimpulan untuk mengakuisisi aset BAL melalui PDAM.
“Dengan GNE belum sepakat, tapi kita pastikan BAL sebisa mungkin tidak ditutup. BAL supaya diberikan izin dulu untuk membuka kembali sembari menyesuaikan perizinan agar aktivitas penyulingan sesuai dengan aturan,” tandasnya. (ari)