Sumbawa Besar (Suara NTB)- Dinas Pertanian (Distan) Sumbawa, mencatat sedikitnya ada sekitar 5 hektare jagung di kecamatan Empang dan sebagian di kecamatan Tarano, terserang hama belalang kembara (locusta migratoria). “Kita kecolongan, karena lokasi tanaman jagung ini berada di area perbukitan dan tidak disarankan untuk menanam, tetapi kita tetap lakukan pengendalian,” kata Kadistan, melalui Kabid Perlindungan Tanaman dan Pengembangan Usaha, Toni Hamdani, kepada Suara NTB, Rabu 19 juni 2024.
Dikatakannya, lokasi yang terserang ini diluar pengamatan tim karena berada di luar area yang disarankan menanam. Bahkan belalang yang menyerang tanaman ini berada dalam fase ganas, sehingga potensi rusaknya tanaman jagung sangat besar. “Serangan belalang ini sedang ganasnya, sehingga tim kita terus turun melakukan pengendalian untuk menekan terjadinya kerusakan,” ucapnya. Toni pun menyarankan untuk melakukan pengendalian terhadap hama ini harus dilakukan secara serentak. Jika tidak dilakukan demikian dikhawatirkan penanganannya akan sia-sia karena hama ini tetap akan mencari lokasi baru.
“Pengendaliannya harus serentak, karena jika kita eliminasi di lokasi tertentu maka hama ini akan mencari lokasi baru, sehingga pola eliminasi yang kita lakukan sia-sia,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam melakukan pengendalian hama ini harus dilakukan secara fogging (pengasapan) menggunakan insektisida. Jika tidak demikian, maka pola penanganannya tidak akan merata dan hasilnya tidak bisa maksimal. “Kita sudah siapkan bantuan insektisida untuk melakukan pengendalian terhadap hama tersebut, tim kita juga sudah turun ke lokasi membantu petani,” sebutnya.
Dia pun menyebutkan, bahwa hama belalang ini sudah berada di pinggir kebun jagung dan belum menyerang ke lahan jagung. Tetapi karena ekosistemnya rusak akibat dari pembukaan lahan secara masif, sehingga belalang ini melakukan migrasi ke lokasi lain.
“Habitat aslinya kan berada di semak-semak, tetapi semak ini sudah habis karena pola tanam jagung yang masif, sehingga hama ini menyerang tanaman jagung,” tambahnya.
Seraya menambahkan, jika ada banyak semak di sekitar lokasi tersebut, maka dirinya yakin hama belalang ini tidak akan menyerang tanaman jagung. Tetapi karena kondisinya sudah rusak, maka hama ini melakukan migrasi. “Dari dulu belalang kan ada, tetapi karena ekosistemnya rusak sehingga belalang ini merusak tanaman jagung milik warga,” tukasnya. (ils)