Mataram (Suara NTB) –Fenomena la-nina perlu diantisipasi petani. Perubahan cuaca dikhawatirkan akan berdampak terhadap produktivitas pertanian. Pemilihan varietas tanaman sangat penting agar tanaman tumbuh dengan kualitas yang baik.Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, Drs. H. Muhammad Saleh menjelaskan, Kementerian Pertanian RI memberikan perhatian luar biasa kepada seluruh daerah untuk mengantisipasi kekeringan akibat dampak fenomena la-nina. Pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBD) 2024, pihaknya memperoleh bantuan 15 pompa air dari pemerintah pusat. “Kita dapat 15 pompa air untuk mengantisipasi kekeringan itu,” terang Saleh dikonfirmasi pada Jumat 21 Juni 2024.
Sebagian besar kawasan pertanian di Kota Mataram, relatif aman dari ancaman kekeringan. Posisi ibukota Provinsi NTB yang berada di hilir sangat diuntungkan karena pasokan airnya melimpah. Seperti di kawasan Selatan (Kecamatan Sekarbela,red) dan wilayah Timur (Sandubaya,red) tidak perlu dikhawatirkan. Dari sisi air tanah melimpah, tetapi memanfaatkan air tanah ini membutuhkan investasi cukup besar. Petani perlu pengeboran, membangun penampung air, dan lain sebagainya. “Makanya, kita bantu pompa air ini untuk menaikkan air sungai,” jelasnya.Kawasan utara seperti Rembiga dan Sayang-sayang sebelumnya rentan ancaman kekeringan.
Tetapi kata mantan Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram ini, ancaman kekeringan tidak dikhawatirkan karena pasokan air melimpah.Saleh menegaskan, produktivitas pertanian akan terganggu dari dampak la-nina apabila tidak diantisipasi dengan baik. Selama ini, produktivitas gabah kering panen terbesar di NTB, mencapai 8,3 ton per hektar.Oleh karena itu, petani perlu membangun skenario agar produktivitas pertanian tidak menurun. “Kalau tidak diantisipasi bisa turun produktivitasnya,” tegasnya.Dalam kondisi saat ini, petani didorong untuk pemilihan varietas yang tetap untuk mengantisipasi perubahan iklim. Varietas yang bersifat amphibi yang bisa bertahan saat musim kering dan basah. (cem)