Mataram (Suara NTB)-Taman Nasional Moyo Satonda yang terletak di Pulau Sumbawa menjadi habitat salah satu habitat fauna yang terlindungi yaitu burung kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea occidentalis). Ini merupakan jenis burung dilindungi di Indonesia dan termasuk kategori kritis berdasarkan Red List International Union for Conservation of Nature (IUCN). Upaya konservasi oleh berbagai pihak diperlukan untuk mendukung kelestarian burung ini.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) provinsi NTB Budhy Kurniawan mengatakan, pihaknya menggelar Workshop pada Senin (24/6) kemarin untuk mensinergikan beragai level perencanaan. Perencanaan yang dilakukan di Taman Nasional Moyo Satonda harus selaras dengan perencanaan di daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Salah satu poin yang masuk dalam pembahasan di workshop ini adalah bagaimana menjaga spesies burung kakatua kecil jambul kuning.
Budhy Kurniawan mengatakan, tantangan Taman Nasional Moyo Satonda adalah nilai penting sebuah kawasan. Dimana di Pulau Moyo menjadi habitat penting satwa kakatua kecil jambul kuning. Selain itu, Moyo juga menjadi sumber penghidupan masyarakat yang tersebar di dua desa di pulau tersebut. Sehingga memadukan pemeliharaan satwa terlindungi dan kesejehteraan warga lokal adalah bagian dari tugas BKSDA dan pihak terkait lainnya.
“Itu tantangan kita bagaimana mereka tetap menjadi aspek kesejahteraan, mereka harus mendapatkan manfaat. Sehingga masyarakat pun mau tak mau harus menjadi bagian dalam pengelolaan Taman Nasional ini, penghidupan mereka kita jamin tanpa merusak lingkungan,” kata Budhy Kurniawan, Senin 24 Juni 2024 kemarin.
Ia mengatakan, strategi yang dilakukan oleh BKSDA NTB untuk mensejahterakan warga lokal yaitu dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi jasa lingkungan. Sehingga jasa wisata di Moyo akan dikembangkan menjadi salah satu mata pencaharian mereka.
“Taman Nasional Moyo Satonda sudah lama berkembang sebagai tempat berwisata. Misalnya ada air terjun mata jitu, gua kelelawar, dan lainnya. Itu sudah berjalan. Namun karena sudah berubah fungsi menjadi Taman Nasional dengan pola pengelolaan berdasarkan zonasi, kita lebih memastikan ruang-ruang. Mana ruang untuk satwa, ruang untuk masyarakat, itu yang kita atur,” katanya.
Budhy Kurniawan menambahkan di NTB terdapat dua habitat yang cukup baik bagi satwa kakatua kecil jambul kuning. Pertama di daerah Tatar Sepang Kabupaten Sumbawa Barat, kedua di daerah pulau Moyo yang memiliki habitat yang cukup baik. Di Sumbawa Barat tersisa 7 ekor serta di Moyo Terisa 51 ekor kakatua kecil jambul kuning . Sementara di Pulau Lombok tidak ditemukan lagi spesies satwa tersebut.(ris)