spot_img
Rabu, Januari 15, 2025
spot_img
BerandaNTBPonpes Al Aziziyah Buka Suara Terkait Dugaan Penganiayaan Santriwati

Ponpes Al Aziziyah Buka Suara Terkait Dugaan Penganiayaan Santriwati

Giri Menang (Suara NTB) – Pondok Pesantren Al-Aziziyah buka suara terkait adanya dugaan penyiksaan yang dilakukan kepada santriwati kelas 7 MTS asal Ende, Nusa Tenggara Timur, berinisial NI (13 tahun).
Menurut pondok pesantren yang diwakili oleh kuasa hukum ponpes, Herman Sorenggana, dugaan penganiayaan belum bisa dibuktikan, karena kondisi korban yang masih kritis dan belum ada hasil visum dari pihak Rumah Sakit tempat korban dirawat.

“Hasil dari Rumah Sakit Dr. Soedjono belum ada kesimpulan terkait apa penyebab sakitnya santri putri kami, kami dari pihak pondok sedang menunggu, kami ingin tahu apa kejelasannya,” ujarnya kepada media, Kamis, 26 Juni 2024.

Ia melanjutkan bahwa saat NI dijemput oleh pihak keluarga, kondisinya memang kurang sehat, namun masih sadar dan bisa berjalan seperti biasa, sehingga setelah keluar dari pondok pesantren, pihak ponpes juga kaget karena kondisi santriwatinya tiba-tiba tidak sadarkan diri.

Kemudian, terkait dengan tuduhan keluarga korban adanya penganiayaan menggunakan balok dan kayu, pihak ponpes menyangkal hal tersebut. Karena menurutnya, di kamar santriwati tidak ada balok dan kayu, pun jika dilakukan di lingkungan pesantren, maka akan mudah diketahui oleh penjaga ponpes.

“Kalau pemukulan, siapa yang pukul. Karena teman sekamar, sekolah, pengasuh, termasuk ibu dapur juga sudah kita tanya apakah kejadian kelahi atau lain yang berdampak pada luka tubuh, dari informasi yang kami dapat, tidak ada perkelahian, pemukulan, apalagi dengan balok, bambu, maupun sajadah,” lanjutnya.

Dijelaskan pula bahwa tiga hari sebelum dijemput oleh pihak keluarga, di tanggal 12 Juni, korban memang sedang mengalami flu dan mengeluh sakit, sehingga masuk klinik pondok. Malam harinya, korban mulai demam yang mana tanggal 13 Juni 2024, korban didatangi oleh tim kesehatan ponpes dan didapati bahwa terdapat lebam dan bengkak di bagian hidung dan belakang kepala.

Adapun pembengkakan di bagian hidung itu bisa terjadi karena korban yang diduga menusuk bisul/jerawat yang ada di bagian hidungnya.

Menurut penuturan teman sekamar korban, korban sering menusuk jerawat yang ada di bagian hidung, temannya pun sempat memberi tahu untuk jangan melakukan hal tersebut. “Santriwati kami ini ada bisul atau jerawat di bagian hidung, temannya sempat melarang untuk tidak ditusuk-tusuk, tapi korban tetap melakukan hal tersebut,” tambahnya.

Herman yakin bahwa tidak ada indikasi kekerasan pada kasus NI, karena ketika di cek CCTV pun, keadaan di pondok pesantren berjalan normal. Juga, tidak pernah ditemukan kasus kekerasa di pondok pesantren Al-Aziziyah ini. “Hasil CCTV sudah diperiksa dan aktivitas normal, biasa, tidak ada pemukulan, kalau ada petugas pasti menginformasikan dan ditangani,” jelasnya.

Adapun jika pihak berwajib ingin melakukan penyelidikan lebih lanjut, pondok pesantren sangat terbuka untuk memberikan kesaksian supaya kasus ini menemukan titik terang. (era)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO