Praya (Suara NTB) – Sukses kafilah Lombok Tengah (Loteng) menjadi juara umum pada ajang Musabbaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXX tingkat Provinsi NTB di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada 21-28 Juni 2024 kemarin, tidak lepas dari moncernya penampilan para qori dan qoriah asal Loteng disejumlah mata lomba yang selama ini tidak diunggulkan. Salah satunya di mata lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang mampu menjadi pembeda. Di mana pada mata lomba ini, kafilah Loteng untuk pertama kalinya keluar sebagai juara pertama sejak MTQ tingkat provinsi digelar.
Adalah Ihfan Rahmawadi yang sukses menjadi juara untuk cabang KTI ini. Alumnus Universitas Mataram (Unram) sukses mengalahkan 9 wakil dari kabupaten/kota lainnya yang ikut tampil di kategori putra. Sementara untuk kategori putri, wakil Loteng Rahayu Praya Ningsih harus puasa sebagai juara harapan pertama.
“Sebelumnya kita memang belum pernah raih emas untuk mata lomba KTI. Jadi tumben pada pelaksanaan MTQ provinsi kali ini kita bisa dapat juara 1. Ini tentu sebuah pencapaianya yang membahagiakan,” terang Pembina Cabang KTI Dr. Hamdan, di Praya, Selasa, 2 Juli 2024.
Itu semua terang tidak lepas dari dukung penuh dari masyarakat dan pemerintah di daerah ini. secara khususnya ia menyampaikan apresiasi kepada Bupati Loteng dan jajajarnya yang telah memberikan dukungan moril maupuan materil. Sehingga kian menambah semangat anggota kafilah Loteng untuk memberikan yang terbaik di ajang MTQ tingkat provinsi kali ini.
Bahkan, Bupati Loteng bersama jajarannya sampai hadir langsung pada saat pawai ta’aruf mengiringi para kafilah Loteng. “Terus terang itu kian menambah semangat kafilah Loteng. sehingga pada akhirnya mampu menjadi yang terbaik di MTQ tingkat provinsi kali ini,” ujarnya seraya menambahkan, arahan dan bimbingan dari Ketua LPTQ TGH Sabaruddin juga berarti banyak terhadap penampilan para kafilah Loteng.
Lebih lanjut doktor Hamdan mengungkapkan, pada MTQ provinsi tahun ini, Irfan menyodorkan makalah dengan judul “Transformasi Besiru Dalam Menopang Ekonomi Keluarga Miskin” analisis Q.S. Al Hasyr ayat 7 dan 9, pada babak penyisihan. Di mana secara umum Besiru merupakan kearifan lokal masyarakat Suku Sasak Lombok yang di dalamnya terdapat praktik tolong-menolong antar masyarakat.
Kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang membutuhkan sumber daya (materi atau tenaga) dan dilakukan secara bergantian dan berkesinambungan. Namun seiring perkembangan zaman tradisi tersebut semakin terkikis. Karena kebutuhan masyarakat kian berkembang. Sehingga tradisi Besiru harus ditransformasi.
Kemudian babak final Ihfan menyodorkan makalah dengan judul “Rekonstruksi Cyber Region Untuk Mengoptimalkan Pemahaman Keislaman di Media Sosial,” analisis Qur’an Surat Annahl Ayat 125 dan Al-Hujarat Ayat 6. “Target kita kedepan, capaian harus bisa dipertahankan,” pungkasnya. (kir)