Selong (Suara NTB) – Kemarau yang berkepanjangan di wilayah selatan Lombok Timur (Lotim) telah mengakibatkan kekurangan air bersih yang signifikan. Khususnya di wilayah Kecamatan Jerowaru, terdapat tujuh desa yang saat ini sudah mulai mengalami krisis air bersih.
Camat Jerowaru, L Kamaruddin saat diwawancarai Suara NTB, Senin, 8 Juli 2024, menjelaskan, dari 15 desa yang ada, setidaknya 7 desa terancam mengalami kekeringan parah. Desa tersebut adalah Desa Sekaroh, Seriwe, Batu Nampar Selatan, Batu Nampar, Pene, Ekas Buanq, Kuang Rundun dan Wakan. Ada juga beberapa tempat di desa lain seperti di Sukaraja dan Jerowaru sendiri.
Melihat kondisi masyarakatnya tersebut, Camat Jerowaru ini mengaku sudah mendambakan ada aktivitas distribusi air bersih ke warga. Pada momentum tahun politik ini, tidak dinafikan memang sudah ada uang mulai menyalurkan bantuan air bersih ke tengah warga.
Dalam mengatasi air bersih, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ke selatan ini baru nyampai ke Desa Pemongkong. Selain itu, ada juga aktivitas pembangunan sumur bor, seperti di Desa Paremas yang mendapat bantuan dari Jerman.
Sedangkan bagi masyarakat di Sekaroh dan Sriwe sebagai wilayah paling selatan sejak lama memang mengalami Krisis air bersih. “Seperti Sekaroh dan Seriwe, pembuatan sumur bor tidak memungkinkan karena air asin yang berdekatan dengan pantai,” imbuhnya.
Kamaruddin menyatakan pihaknya telah meminta bantuan kepada Pemkab Lotim sejak bulan Mei, meskipun masalah ini belum sepenuhnya teratasi. Bantuan dari pihak swasta telah diterima, namun kebutuhan akan air bersih terus menjadi isu utama, terutama menjelang Juli dan Agustus di mana curah hujan yang minim tidak mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat.
Kondisi ini diperkirakan akan berlanjut hingga November, dengan distribusi air menjadi prioritas utama untuk mendukung kehidupan sehari-hari di 7 desa yang paling terdampak. (rus)