Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pembangunan Sistem Penyiapan Air Minum (SPAM) Ai Ngelar yang tengah jadi terobosan Bupati Sumbawa, H. Mahmud Abdullah alias Haji Mo, diyakini akan menjadi solusi bagi ketersediaan air baku bagi warga Kabupaten Sumbawa.
Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumdam) Batulanteh Sumbawa, H. Abdul Hakim menyambut baik rencana pemerintah mempercepat realisasi Sistem Penyiapan Air Minum (SPAM) Ai Ngelar. Ia menyebutkan, proyek yang ditaksir menelan anggaran sekitar Rp34,8 miliar tersebut, bisa menuntaskan problem defisit air di sejumlah daerah di Sumbawa.
“Kami berharap SPAM Ai Ngelar bisa segera terealisasi, untuk menyelesaikan kekurangan debit air saat ini terutama untuk wilayah Kota Sumbawa dan lima Kecamatan lainnya,” katanya kepada Suara NTB, Selasa, 9 Juli 2024.
Dikatakannya, saat ini laju pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Sumbawa sangat tinggi dan pesat. Terutama pembangunan perumahan di wilayah Samota dan beberapa hotel.
“Di Samota ini kan sudah banyak perumahan yang terbangun dan mereka masih mengambil air menggunakan tangki yang jelas-jelas membutuhkan biaya yang cukup besar dan mahal,” ujarnya.
Sehingga dibutuhkan sumber air baku baru untuk menambah debit air yang tersedia saat ini. Apalagi debit air saat ini dianggap sangat-sangat kurang karena jumlah pelanggan yang eksis mencapai 12.000 sambungan rumah (SR) sehingga tidak bisa terlayani selama 24 jam secara penuh.
“Jadi, debit dari sumber air baku kita saat ini sangat kurang, sehingga pola kita dengan mengatur jadwal supaya masyarakat bisa mendapatkan air bersih,” tambahnya.
Selain persoalan tersebut lanjutnya, saat ini SPAM Semongkat yang menjadi sumber satu-satunya air baku Sumbawa debitnya sudah berkurang. Hal tersebut terjadi karena adanya kerusakan lingkungan dan infrastruktur SPAM seperti jaringan distribusi sudah cukup tua sehingga rawan terjadi kebocoran.
“Usia SPAM dan jaringan distribusi sudah sangat tua, sehingga butuh direvitalisasi sehingga pelayanan kepada masyarakat,” timpalnya.
Ia berharap, SPAM Ai Ngelar ini segera terbangun di tahun 2025 mendatang termasuk juga pergantian pipa jaringan distribusi. Selain itu ada juga pembangunan tempat pengolahan air untuk menampung air yang dihasilkan dari SPAM Ai Ngelar.
“Tahun 2025 kami berharap agar SPAM Ai Ngelar ini bisa terwujud untuk menuntaskan pemenuhan sarana air bersih di Sumbawa,” jelasnya.
Apalagi jika program SPAM Ai Ngelar ini terwujud lanjutnya, maka akan ada sekitar 4000 sambungan rumah yang akan terlayani nantinya. Terutama beberapa perumahan baru di wilayah Samota yang akan terlayani semua jika program ini terwujud.
“Jadi, SPAM Ai Ngelar ini kita prediksi akan menghasilkan air bersih berkapasitas 100 liter per detik. Itu artinya tidak akan ada lagi wilayah di Sumbawa yang mengalami krisis air,” tukasnya.
Layani 4000 Rumah
Seperti diketahui, Bupati Sumbawa, H. Mahmud Abdullah alias Haji Mo, terus memperjuangkan pemenuhan sarana air bersih untuk masyarakat Sumbawa. Upaya ini ditempuh melalui Sistem Penyiapan Air Minum (SPAM) Ai Ngelar yang ditaksir menelan anggaran sekitar Rp34,8 miliar.
“Kami bersama pak Bupati sudah berkonsultasi ke Dirjen Sumber Daya Air dan Cipta Karya untuk mendorong program SPAM Ai Ngelar ini bisa segera terwujud,” kata Kepala Bagian Pembangunan Setda Sumbawa, H. Yudi Patria Negara, Kepala Suara NTB, Jumat, 5 Juli 2024.
Yudi menjelaskan, program ini dihajatkan untuk memenuhi ketersediaan air baku bagi masyarakat. Sehingga air baku di beberapa wilayah seperti Kecamatan Sumbawa, Moyo Hulu, Unter Iwes, Labuhan Badas dan Samota bisa terlayani.
“Saat ini rencana SPAM Ai Ngelar ini sudah kita konsultasikan ke Dirjen bersama pak Bupati sedangkan untuk data dukung sudah mencapai 100 persen,” ujarnya.
Jika program SPAM Ai Ngelar ini terwujud, lanjutnya, maka akan ada sekitar 4.000 sambungan rumah yang akan terlayani nantinya. Apalagi saat ini banyak sekali muncul perumahan baru terutama di wilayah Samota yang akan terlayani semua jika program ini terwujud.
“Jadi, SPAM Ai Ngelar ini kita prediksi akan menghasilkan air bersih berkapasitas 100 liter per detik. Itu artinya tidak akan ada lagi wilayah di Sumbawa yang mengalami krisis air,” terangnya. (ils)