Giri Menang (Suara NTB) – Potensi lahan untuk pengembangan kapas di Lombok Barat (Lobar) mencapai 500 hektar. Yang paling luas di wilayah Gumesa, Desa Giri Tembesi, Kecamatan Gerung. Di wilayah yang menjadi rumah kedaulatan Sandang Indonesia ini dilakukan panen raya kapas seluas empat hektar oleh Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Desa dan PDTT) Paiman Raharjo.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Lobar, Damayanti Widyaningrum mengatakan di lokasi panen raya yang dilakukan Kementerian Desa dan PDTT di Dusun Gumesa Timur terdapat potensi lahan pengembangan kapas seluas 300 hektar. “Kalau Lobar ada sekitar 500 hektar,” terang Damayanti ditemui di sela-sela panen raya bersama Wamen PDTT di Gumesa Timur, Kamis, 11 Juli 2024.
Dari potensi tersebut yang baru ditanami masih kecil. Seperti di wilayah Gumesa Timur baru empat hektar yang digarap dari potensi 300 hektar, dengan rata-rata produktivitas 500-700 kilogram per hektar, namun bisa mencapai 1,2 ton per hektar.
Selain di Gumesa kata Damayanti ada beberapa wilayah penghasil kapas yang ada di Lobar. Seperti di Desa Kebon Ayu, Lembar, dan Sekotong. Yang menjadi kendala dan keluhan petani seperti di Desa Giri Tembesi adalah kurangnya air. Hal tersebut karena memang, Desa Giri Tembesi masuk dalam wilayah tadah hujan.
“Karena itu petani membutuhkan embung, sumur bor, irigasti tanah dangkal. Kalau di sini memang terkendalanya air. Jadi hanya mengandalakan hujan.Itu nanti akan dibantu pompanisasi,” kata Damayanti.
Terkait kondisi cuaca yang saat ini tidak menentu pada musim kering ini, Damayanti menilai tidak terlalu berdampak pada pertumbuhan kapas. Karena memang kapas juga tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air. “Jadi gampang pemeliharaannya,” tambahnya.
Namun dirinya sudah sampaikan langsung ke Wamen PDTT untuk meminta bantuan pompa dan sumur ton bagi petani kapas. “Dan kami akan diupayakan diberikan bantuan Pompa dan sumur bor,”ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Darmayasa Dusun Gumesa Timur, I Wayan Suarjana mengatakan, penanaman kapas memang tidak terlalu ribet perawatan dan kebutuhan airnya. “Tapi tetap kendala kami air,” aku dia.
Untuk itu, warga berharap agar dibangunkan sumur bor. Tidak saja untuk kebutuhan petani kapas, namun para petani lain yang menanam selain kapas. Hal senada diakui petani lain berharap agar perlu dibangun jalan usaha tani untuk memudahkan akses pengangkutan hasil panen di wilayah itu. “Kami harapkan bantuan jalan usaha tani,”ujarnya. (her)