PEMPROV NTB mengerahkan pasukan untuk mencari alat berat milik dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) NTB yang disewa sejak tahun 2021.Hal itu diungkapkan, Asisten II Setda Provinsi NTB, Dr. H. Fathul Gani di Mataram, kemarin.
Sebelumnya, hasil sewa alat berat yang sudah disewa sejak tahun 2021 ini tak pernah masuk ke kas daerah. Sehingga terindikasi adanya penggelapan dana. Pun sampai dengan Jumat, 12 Juli 2024, tiga alat berat tersebut tak jelas ada di mana. Akibatnya, daerah mengalami kerugian yang dinilai mencapai Rp1,5 miliar akibat dari tidak masuknya hasil penyewaan alat berat itu terhitung dari tahun 2021 sampai dengan tahun ini.
Dinas PUPR telah diminta untuk mencari tahu di mana lokasi Dump Truck, Eskavator, dan Truck Molen yang disewakan oleh Balai Pemeliharaan Jalan Provinsi Wilayah Pulau Lombok. Namun, Dinas PUPR mengaku masih belum menemukan tiga alat berat tersebut.
Menyikapi hal itu, Gani mengakatan akan menurunkan pasukan untuk mencari keberadaan alat berat tersebut. “Ada penegak hukumnya, Satpol PP dan segalanya kita gunakan itu, (untuk mencari alatnya, red),” ujarnya.
Gani mengatakan bahwa kasus hilangnya alat berat Dinas PUPR ini cukup menarik karena ada dua versi. ada yang mengatakan alat ini hilang, ada juga yang mengatakan tiga alat ini disewakan. Sehingga, ia meminta kepada Pj Kepala Dinas PUPR NTB, Ir. Hj. Lies Nurkomalasari, M.T, untuk melakukan klarifikasi lapangan.
“Terkait itu agak sedikit menarik, itu ada dua versi, ada versi alat hilang. Ada versi penyewaan dan sebagainya, itu akan kita verifikasi, dan saya sudah perintahkan Kadisnya untuk segera melakukan klarifikasi lapangan,” lanjutnya.
Adapun ia meminta untuk Kepala Dinas PUPR segera mencari keberadaan alat tersebut beserta dengan penyewanya. “Cek fakctual di lapangan, keberadaan alat dan sebagainya, hadirkan penyewa dan sebagainya,” sarannya.
Semetara itu, Pj Kepala Dinas PUPR NTB, Ir. Hj. Lies Nurkomalasari mengaku masih kesulitan mencari alat berat milik Dinas PUPR tersebut. Ia mengaku sudah mencari di berbagai daerah di Pulau Lombok, mulai dari Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, namun hasil pencariannya nihil.
“Sampai sekarang masih dicari. Masih usaha nyari orangnya dulu, pihak ketiganya masih dicari. Nanti kita komunikasi dulu dengan Kepala Balai yang lama,” ujarnya. (era)