Sumbawa Besar (Suara NTB) – Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) tengah mengusulkan ke Pemerintah pusat untuk melakukan mobilisasi jagung yang sudah diserap karena kondisi saat ini beberapa gudang sudah penuh.
“Total jagung yang sudah kita serap sampai saat ini mencapai 14.000 ton sehingga kita perlu lakukan mobilisasi karena kondisi gudang sudah penuh,” kata kata Pinca Perum Bulog Sumbawa, Zuhri Hanafi, kepada Suara NTB, Senin, 15 Juli 2024.
Banyaknya angka serapan jagung tersebut lanjut Zuhri dan belum dilakukan mobilisasi engakibatkan sejumlah gudang Bulog sudah penuh. Kondis tersebut mengakibatkan Bulog terpaksa meminjam gudang milik swasta untuk menempatkan jagung yang sudah diserap.
“Kalau untuk gudang Bulog sudah penuh, sehingga kita pinjam gudang mitra untuk melakukan upaya penyerapan meskipun tidak banyak,” ucapnya.
Bahkan pihaknya sudah mengusulkan ke Pemerintah untuk melakukan mobilisasi sebanyak 5 ton jagung untuk tahap pertama. Apalagi jumlah serapan yang telah dilakukan saat ini mencapai 14.000 ton sehingga butuh mobilisasi.
“Kita sudah usulkan ke Pemerintah agar dilakukan mobilisasi jagung, namun kita belum mendapatkan kepastian hingga saat ini,” tambahnya.
Dia pun meyakinkan, bahwa Bulog Sumbawa sudah sangat siap melakukan penyerapan jagung dengan catatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Bahkan pihaknya akan menyiapkan gudang untuk penyerapan jagung kembali, jika mobilisasi jagung terealisasi.
“Pasti akan kita siapkan gudang jika kondisinya dalam keadaan kosong, makanya kita berharap agar mobilisasi jagung bisa terealisasi,” timpalnya.
Dia pun melanjutkan masing-masing gudang yang disiapkan nantinya memiliki kapasitas yang cukup untuk menyerap jagung. Gudang Lopok dan Alas masing-masih berkapasitas 1.000 ton dan satu gudang swasta berkapasitas sekitar 1.500 ton.
“Karena kita masih memiliki tugas menyerap jagung, kita sudah siapkan segala sesuatunya termasuk gudang. Meski untuk proses penyerapan belum kita lakukan saat ini,” sebutnya.
Sementara untuk mekanisme penyerapan jagung lanjutnya, tetap sama seperti pembelian gabah dengan ketentuan kadar air tentu. Pihaknya pun melakukan penyerapan dengan menggandeng sejumlah mitra Bulog yang melakukan tanda tangan kontrak.
“Harga pembelian tetap disesuaikan dengan Kadar Air (KA). Misalnya KA 30 persen sesuai ketetapan Bapanas yakni Rp 4.200 per kilogram, KA 20 persen Rp 4.750 dan seterusnya. Nanti di gudang, Bulog terima dari mitra KA 15 persen harga Rp 5.000,” tukasnya. (ils)