Giri Menang (Suara NTB) – Lombok Barat cukup berat keluar dari status Kejadian Luar Biasa (KLB), menyusul jumlah kasus terbilang masih tinggi. Jumlah kasus masih di atas rata-rata per bulan. Kendati demikian, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa ditekan secara drastis melalui Gerakan PSN serentak yang dilakukan Pemkab setempat.
Kabid P3KL Dikes Lobar, Suhaili mengatakan, jumlah kasus DBD untuk Minggu kedua bulan Juli sebanyak 7 kasus. Kemudian Minggu pertama ditemukan ada 10 kasus sehingga totalnya 17 kasus. “Kalau untuk (keluar) KLB targetnya itu di bawah lima kasus DBD per bulan, itu bisa dicabut (status KLB),”kata Suhaili, dikonfirmasi Senin, 15 Juli 2024.
 Penetapan SK status KLB DBD dilakukan 25 April 2024, namun pelaksanaan RAD (rencana aksi daerah) dilaksanakan tanggal 20 Juni 2024. Pelaksanaan RAD melalui gerakan PSN serentak pun hari sebulan.
Untuk bisa mencabut status KLB DBD ini, ketentuannya dari sisi jumlah kasus harus di bawah lima per bulan. Sementara kalau melihat jumlah kasus DBD saat ini belum mencapai di bawah 5 per bulan. Kasus mingguan saja mencapai 7 hingga 10 kasus. Sehingga kalau diakumulasikan menjadi per bulan, jumlah kasus lumayan masih tinggi. “Minggu pertama kasusnya 10, Minggu kedua 7 kasus, jadi 17 bulan ini. Kan belum di bawah lima kasus,” imbuhnya.
Pihaknya pun terus bergerak untuk menekan kasus DBD ini, baik melakukan PSN dari rumah ke rumah dan pemantauan jentik. “Bahkan kita pengasapan (Fogging) di dua titik di Duman ,”imbuhnya. Lebih lanjut dikatakan jumlah kasus DBD berhasil ditekan secara signifikan. Dari sebelumnya kasus per bulan mencapai ratusan menjadi belasan kasus per bulan.
Ditanya selama kurun waktu KLB, ada korban meninggal?, menurutnya belum ada laporan pasien DBD yang meninggal. Korban meninggal terjadi awal-awal kasus ini merebak pada awal tahun. “Dulu aja di awal-awal ada dua korban (meninggal),” jelasnya. (her)
