Mataram (Suara NTB) – Pj Gubernur NTB H. Hassanudin menilai penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) memiliki peranan yang sangat vital dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah ini. Teknologi yang sederhana namun efektif dapat menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi, mulai dari pertanian, perikanan, kesehatan, hingga energi terbarukan.
Hal tersebut disampaikan Hassanudin saat membuka Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Nusantara ke XXV yang berlangsung di Islamic Center NTB Senin, 15 Juli 2024. Menurutnya, dengan TTG tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi lokal.
”Di NTB sendiri, berbagai inovasi TTG telah membawa dampak signifikan dalam berbagai sektor. Hasil-hasil inovasi TTG ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat NTB, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja baru, terlebih mengurangi desa-desa tertinggal di NTB,” kata Hassanudin di hadapan Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dan ribuan peserta TTG dari seluruh daerah di Indonesia.
Ia mengatakan, sebagai bukti nyata TTG mampu mengurangi desa-desa tertinggal yaitu dari 1.021 desa di NTB, berdasarkan Indeks Desa Membangun, pada tahun 2022 jumlah desa tertinggal sebanyak 55 desa, pada tahun 2023 desa tertinggal kembali turun tersisa 7 desa, dan pada tahun 2024, sudah tidak ada lagi desa tertinggal di NTB.
”Hal ini menunjukan bahwa dengan pemanfaatan teknologi tepat guna yang efektif, desa-desa di NTB dapat berkembang dengan baik dan berkontribusi pada pembangunan daerah,” kata Pj Gubernur.
Adapun beberapa hasil TTG di NTB antara lain desalinasi air laut menjadi air minum, dimana teknologi ini memungkinkan penduduk setempat mengolah air laut menjadi air minum, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan mereka.
Kemudian penerapan teknologi pertanian, seperti sistem irigasi tetes, penggunaan pupuk organik, dan teknik budidaya modern telah meningkatkan produktivitas pertanian di NTB.
Selanjutnya pengolahan hasil ternak seperti produksi biogas dari kotoran sapi dan pembuatan pakan ternak dari limbah pertanian telah membantu meningkatkan efisiensi dan nilai tambah bagi peternak.
”Selanjutnya pengembangan energi terbarukan seperti panel surya dan mikrohidro di daerah-daerah terpencil dan tertinggal di NTB. Ini telah menyediakan sumber energi yang stabil dan ramah lingkungan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses listrik,” ujarnya.
Ada pula inovasi dalam pengolahan sampah seperti produksi kompos dan daur ulang plastik telah membantu mengurangi volume sampah di NTB, sekaligus menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal melalui usaha pengolahan sampah.
Inovasi dalam pengolahan pangan, seperti mesin penggiling padi modern, mesin pemeras kelapa, dan alat pengering hasil pertanian, telah meningkatkan efisiensi dan kualitas produk pangan di NTB.
TTG lainnya berupa penggunaan aplikasi berbasis teknologi informasi, untuk pemasaran produk lokal dan manajemen usaha telah membantu pelaku UMKM di NTB mengembangkan pasar dan meningkatkan pendapatan.
”NTB juga memiliki Sains Techno Industrial Park untuk memfasilitasi pelajar dalam menghasilkan karya teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi masyarakat. Beberapa hasil karya yang mampu dibuat oleh pelajar di NTB antara lain prototype Mobil F1 dan motor listrik sport. Sarana ini dihajatkan untuk mendorong generasi muda di NTB dalam meningkatkan kapasitas diri,” tutupnya.(ris)