Mataram (Suara NTB) – Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan diskusi kelompok terpumpun berkaitan dengan penelitian yang dilakukan tentang “Pemberdayaan Etnomedisin Pengobatan Ayan dan Gila dalam Manuslrip dan Tradisi Lisan di NTB”. Diskusi tersebut dilaksanakan di Elfbelly Café n Resto di Mataram, Lombok, Selasa, 16 Juli 2024. Riset pengobatan ini merupakan lanjutan riset tahun 2023 yang memfokuskan pada Penelusuran Etnomedisin dalam sumber manuskrip dan tradisi lisan NTB.
Riset tahun 2023 menunjukkan adanya proses dan resep untuk menyembuhkan sakit ayan dan gila. Resep-resep tersebut tercatat dalam beberapa manuskrip (takepan usada) yang dimiliki oleh masyarakat Sasak. Oleh karena itu, pada tahun 2024 riset difokuskan pengobatan sakit ayan dan gila dalam nanuskrip dan tradisi Lisan NTB.
Tim peneliti ini diketuai oleh Dr. Suyami, M.Hum., dengan anggota Drs. Sumarno; Dra. Titi Mumfangati; H. Dede Hidayatulah, S.Ag., M.Pd; Basori M.Hum; dan Siswanto S.Pd. Riset ini dilakukan di wilayah NTB, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa. Penelusuran manuskrip dan tradisi di Pulau Lombok dilakukan di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, maupun di Kota Mataram. Sementara di Pulau Sumbawa, penelusuran dilakukan di Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Bima, dan Kota Bima.
”Periset BRIN dalam hal ini berusaha untuk mempertemukan tradisi pengobatan yang berlaku di masyarakat dan pengobatan medis yang berdasarkan tradisi ilmiah. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengadakan diskusi kelompok terpumpun ini,” ujar Suyami.
Diskusi ini dilakukan untuk menjaring informasi tentang penyembuhan penyakit ayan dan gila di wilayah NTB, baik secara medis maupun secara tradisional. Narasumber yang mengisi adalah Dokter Yolly Dahlia, Sp. K.J., dari RSJ Mutiara Sukma NTB; Dr. M. Karjono, S.K.M., M.Kes., pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Pendidikan Mandalika; Munawar, M.Pd., herbalis dari Bima dan Sadaruddin, S.Pd., dari Yayasan Pesaja, Lombok Barat. Secara umum, penyakit ayan dan gila disebut sebagai epilepsi dan ODGJ (orang dengan gangguan jiwa).
Riset ini ditujukan untuk menggali dan mengkaji pengetahuan tradisional pengobatan sakit ayan dan gila yang berkembang pada masyarakat NTB. Pengetahuan yang bersumber dari manuskrip dan dipraktikkan oleh para penyembuh tradisional mesti diangkat dan dikembangkan.
“Pengembangan pemanfaatan obat dan metode pengobatan tradisional diharapkan dapat menjadi pilihan alternatif dalam pengobatan. Pembacaan dan pemanfaatan manuskrip perlu disosialisasikan kepada khalayak agar bisa didayagunakan secara optimal,” ujar Suyami.
Pemanfaatan bahan-bahan obat yang bersumber dari tanaman-tanaman yang tumbuh subur di wilayah NTB perlu dikembangkan sebagai sumber ekonomi baru masyarakat NTB. ”Masyarakat NTB kaya pada sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai sumber ekonomi baru, salah satunya bahan-bahan pengobatan,” pungkas Suyami. (ron/*)